Di sela-sela Spin Off Pemasaran Produk Hasil Penelitian pada Dunia Industri di Solo, Senin, ia menyebutkan dari sekitar 500 proposal riset di LPPM UNS, kurang dari lima persen yang bisa diterapkan pada skala industri atau bernilai komersial.

"Melihat kenyataan ini maka perlu ada perubahan agar hasil penelitian PT bisa dimanfaatkan oleh industri atau masyarakat secara langsung," katanya.

"Selain karena tidak semua riset bisa diaplikasikan, kendala lain adalah selama ini riset masih berskala laboratorium. Padahal hasil penelitian agar bisa diaplikasikan dituntut banyak aspek dan tahapan serta studi kelayakan," tambahnya.

Sulistyo mengatakan, untuk itu pihaknya melakukan inisiasi komersialisasi dan hilirisasi hasil riset ke dunia industri dan Pemerintah Daerah (Pemda).

Pihaknya juga mengakui, hingga saat ini belum banyak hasil riset LPPM UNS yang bisa dikomersialkan.

Ia mengastakan padahal perguruan tinggi harus berperan dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di masyarakat seperti masalah energi.

"Kesulitan energi dengan melakukan riset terkait energi baru dan terbarukan. Di LPPM telah mengembangkan energi terbarukan dengan biji pohon kepuh," katanya.

Dikatakan dalam inisiasi komersialisasi dan hilirisasi hasil riset ke dunia industri tersebut, pihak LPPM UNS melakukan penandatangan dengan dunia industri. Sebagai lembaga yang mandiri, UNS telah menganggarkan sebesar 10 hingga 15 persen pendapatan kampus untuk kegiatan riset dan pengabdian.

Ia mengatakan tahun 2014 dana riset dari kampus mencapai Rp23,5 miliar sedangkan total dana riset mencapai Rp66,9 miliar.
Wakil Rektor IV UNS, Widodo Muktiyo, mengatakan UNS memiliki inisiatif agar jangan sampai riset perguruan tinggi berhenti pada paper, dengan mendekati dunia industri, diharapkan kampus mampu memberikan kontribusi. Dalam inisiasi tersebut selain direspon baik dunia industri, juga direspon Badan Standarisasi Nasional (BSN).

"Ya salah satu hasil riset baterai litium mulai akan didaftarkan untuk ber SNI, sehingga bisa dilempar ke pasaran," katanya.

Pewarta : Joko Widodo
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024