Seorang perajin sarung goyor di Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang Muhamad Sukron di Pemalang, Senin, mengatakan sekitar 50 persen dari total perajin di sentra kerajinan kain tenun, seperti sarung goyor yang diproduksi menggunakan ATBM, sudah tidak berproduksi.

"Yang lainnya mencoba bertahan, tetap berproduksi," katanya.

Ia mengatakan kenaikan harga bahan baku produksi kerajinan tersebut membuat sebagian pengusaha menutup produksinya.
"Naiknya harga bahan baku mengakibatkan para perajin lebih memilih unutk menutup usahanya karena tidak mampu membeli bahan produksi," katanya.

Ia mengatakan para perajin kini hanya bisa pasrah melihat kondisi seperti sekarang ini karena mereka tidak berdaya untuk membeli bahan baku produksi.

Harga bahan baku, seperti benang, kata dia, semula Rp14 juta per bal kini naik menjadi Rp18 juta/bal padahal harga jual produksi masih tetap.

Menurut dia, saat ini para perajin ATBM selalu merugi dan sebagian sudah gulung tikar akibat kenaikan harga bahan baku.

"Saat ini, sebagian alat produksi milik perajin juga sudah dijual guna melunasi hutang pada sejumlah bank," katanya.

Ia mengatakan harga kain sarung tenun Rp150.000 per potong hingga Rp200.000/potong tetapi nilainya belum mampu menutup biaya produksi.

"Meski pemasaran hasil produksinya diekspor ke sejumlah negara di Timur Tengah, tetapi dengan kondisi seperti sekarang ini para perajin hanya bisa mengeluh karena biaya produksi dengan hasil yang mereka peroleh tidak sebanding," katanya.

Pewarta : Kutnadi
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2024