Koordinator kegiatan Muji Rohmat mengatakan bahwa ratusan kambing itu berasal dari sekitar 200 komunitas peternak dan penggemar kambing PE ras Kaligesing yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ia menyebutkan sejumlah kambing tersebut bertarung dalam kelas A untuk kambing ekstrem yang sudah rampas atau tanggal giginya tiga pasang ke atas; kelas B untuk kambing yang rampas maksimal dua pasang atau empat gigi; kelas C untuk kambing yang belum rampas; dan kelas D untuk kambing yang belum rampas dengan ukuran jantan maksimal 75 sentimeter dan betina maksimal 70 cm.

Berbeda dengan kontes sebelumnya di Lamongan Jawa Timur. Pada kontes itu ukuran dan berat serta kualitas susu dan kesehatan kambing ikut dinilai. Pada kontes kali ini lebih pada penampilan.

Menurut juri Tri Wiyono dari Rembang, beberapa kriteria penilaian yang ditetapkan kontes kali ini adalah bagaimana bentuk postur kambing, bentuk kepala, telinga, pola warna, rewos atau bulu belakang, bulu atau rambut, leher, tanduk, ekor, kaki dan testis yang bagus, proporsional, serta menarik.

Ketua Asosiasi Peternak Kambing Peranakan Etawa Nasional (Aspenas) Asep Mulyana mengatakan bahwa kontes rutin dilaksanakan Aspenas paling lama tiga bulan sekali di beberapa kota yang banyak peternak dan penggemar kambing PE.

Ia menuturkan bahwa rencana bulan depan ajang serupa digelar di Kediri, Jawa Timur. Alasan dipilih Wonosobo sebagai tuan rumah kontes tahun ini karena di Wonosobo ada ratusan peternak dan puluhan komunitas kambing PE ras Kaligesing.

Menurut Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Wonosobo, Sidik Driyono, kambing PE ras Kaligesing di Wonosobo sekitar 10.000 ekor, paling banyak di lima kecamatan, yakni Watumalang, Sukoharjo, Wadaslintang, Kepil, dan Sapuran.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024