Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 1,25 poin (0,15 persen) menjadi 817,63.

Kepala Riset Valbury Asia Securities Alfiansyah mengatakan masih maraknya sentimen negatif global maupun domestik mendorong pelaku pasar melakukan aksi lepas saham sehingga menekan IHSG BEI.

"Sentimen penurunan harga komoditas dunia tetap menjadi perhatian pelaku pasar global. Penurunan harga komoditas telah mengakibatkan terkoreksinya harga saham sektor energi secara umum," katanya.

Dari dalam negeri, dia menjelaskan, perlambatan perkenomian hingga triwulan II 2015 serta defisit neraca transaksi berjalan Indonesia masih menjadi salah satu kekhawatiran pelaku pasar.

"Sentimen dari dalam negeri itu akan berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah yang akhirnya berimbas ke pasar modal," katanya.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan bursa saham regional yang sedang berada pada fase konsolidasi di tengah perekonomian global yang cenderung turun juga menjadi salah satu penghambat bursa saham domestik.

"Pemodal sebaiknya menunggu mengingat the Fed juga akan mengumumkan kebijakannya mengenai rencana kenaikan suku bunga dalam waktu dekat, pasar sepertinya masih akan penuh dengan gejolak," katanya.

Di tingkat regional, indeks Bursa Hang Seng menguat 173,75 poin (0,71 persen) ke level 24.549,03; indeks Nikkei turun 51,30 poin (0,25 persen) ke level 20.613,14; dan indeks KOSPI melemah 2,11 poin (0,09 persen) ke posisi 2.011,41.

Pewarta : Zubi Mahrofi
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024