Dalam surat kepada Koalisi Nasional Suriah (Syrian National Coalition/SNC), LCC mengecam apa yang disebut transfomasi SNC menjadi "blok-blok yang berhubungan dengan pasukan asing", mengacu pada Arab Saudi, Qatar, dan Turki.
"Kami ingin memberitahukan bahwa LCC memutuskan menarik diri secara resmi dari persekutuan itu," kata kelompok pegiat tersebut dalam surat yang salinannya dilihat kantor berita AFP.
"Kami berharap bahwa kelompok politik itu, yang salah satu pendirinya kami, menyadari aspirasi rakyat dan prinsip-prinsip revolusi yang telah dibayar dengan harga tak terbayangkan," kata surat itu.
"Sayangnya, kami beberapa kali mencatat ketidakmampuannya melakukan misi ini," tambah LCC, yang melalui jaringan pegiat di seluruh negeri tersebut berjuang di berbagai peristiwa sejak awal kemelut Suriah pada 2011.
LCC mengecam apa yang mereka sebut sebagai metode kerja "non-institusional" dan penciptaan "blok-blok yang berkaitan dengan faktor-faktor serta kekuatan eksternal yang menjadi penyebab utama wabah konflik internal akibat ambisi pribadi beberapa anggota Koalisi."
LCC menyebut konflik semacam itu "memalukan" dan menambahkan,"Kami malu...melihat apa yang terjadi dengan Koalisi."
Sejak pecah pemberontakan terhadap rejim Presiden Bashar al-Assad pada 2011, oposisi politik di pengasingan tidak mampu berada di garda terdepan karena dilanda perpecahan dan persaingan antara para pendukungnya, Riyadh, Doha, dan Ankara.
Dalam empat tahun belakangan, konflik Suriah telah menyebabkan lebih dari 230.000 kematian dan memaksa setengah dari populasi Suriah mengungsi.
"Kami ingin memberitahukan bahwa LCC memutuskan menarik diri secara resmi dari persekutuan itu," kata kelompok pegiat tersebut dalam surat yang salinannya dilihat kantor berita AFP.
"Kami berharap bahwa kelompok politik itu, yang salah satu pendirinya kami, menyadari aspirasi rakyat dan prinsip-prinsip revolusi yang telah dibayar dengan harga tak terbayangkan," kata surat itu.
"Sayangnya, kami beberapa kali mencatat ketidakmampuannya melakukan misi ini," tambah LCC, yang melalui jaringan pegiat di seluruh negeri tersebut berjuang di berbagai peristiwa sejak awal kemelut Suriah pada 2011.
LCC mengecam apa yang mereka sebut sebagai metode kerja "non-institusional" dan penciptaan "blok-blok yang berkaitan dengan faktor-faktor serta kekuatan eksternal yang menjadi penyebab utama wabah konflik internal akibat ambisi pribadi beberapa anggota Koalisi."
LCC menyebut konflik semacam itu "memalukan" dan menambahkan,"Kami malu...melihat apa yang terjadi dengan Koalisi."
Sejak pecah pemberontakan terhadap rejim Presiden Bashar al-Assad pada 2011, oposisi politik di pengasingan tidak mampu berada di garda terdepan karena dilanda perpecahan dan persaingan antara para pendukungnya, Riyadh, Doha, dan Ankara.
Dalam empat tahun belakangan, konflik Suriah telah menyebabkan lebih dari 230.000 kematian dan memaksa setengah dari populasi Suriah mengungsi.