"Peningkatan mulai terasa sejak H-4 hingga H-1 Lebaran, kondisi tersebut biasa terjadi pada setiap momentum Lebaran," katanya di Semarang, Rabu.

Menurutnya, peningkatan yang sangat signifikan terjadi pada perhiasan untuk anak-anak mulai dari gelang, kalung, cincin, hingga anting.

"Meski demikian, peningkatan ini kami anggap tidak menggembirakan karena sejak beberapa bulan lalu perhiasan mengalami penurunan penjualan hingga 60 persen," katanya.

Penurunan tersebut merupakan dampak dari meningkatnya sejumlah harga kebutuhan pokok. Dengan demikian, masyarakat cenderung membelanjakan uang mereka untuk memenuhi kebutuhan primer.

"Mereka enggan untuk membeli perhiasan, sehingga peningkatan kemarin sebetulnya tidak sesuai jika dibandingkan dengan penurunan yang terjadi beberapa waktu sebelumnya," katanya.

Bahkan, jika melihat tren di tahun-tahun sebelumnya, sekitar satu bulan setelah hari raya banyak masyarakat yang akan menjual kembali perhiasan mereka.

"Jadi mereka membeli sebelum hari raya itu karena untuk mempercantik diri saat Lebaran, setelah itu perhiasan tidak digunakan setiap hari dan sebagian masyarakat memilih untuk menjual kembali," katanya.

Secara perhitungan, harga saat penjualan kembali tersebut dipotong 10 persen dari harga beli sebelumnya. Menurutnya, pembeli tidak rugi karena mereka sudah mengenakan selama beberapa waktu.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024