"Produksi jamu tradisional asli Wonosobo memiliki peluang cukup bagus untuk bisa diterima masyarakat internasional," kata Kepala Kantor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wonosobo Agus Purnomo ketika dihubungi dari Wonosobo, Senin.
Ia mengatakan hal tersebut usai bertemu Duta Besar Suriname untuk Indonesia Sheffron AR Kartowikromo, di Jakarta.
"Kami bertemu langsung dengan Dubes Suriname di kantornya, atas undangan beliau, yang sebelumnya berkunjung ke Wonosobo beberapa waktu lalu dan merasa kagum dengan keindahan dan potensi alam Wonosobo.
Ia menuturkan untuk mendorong terwujudnya kerja sama dalam pemasaran jamu tersebut pihaknya diberi kesempatan menggelar ekspo di Suriname.
"Penerimaan pihak kedutaan terhadap produk jamu yang kami bawa bersama Ketua KWT Bedikari sangat baik dan penuh kekeluargaan sehingga ketika kami sodorkan beragam jenis jamu beliau langsung mencoba dan menyatakan ketertarikannya," katanya.
Menurut dia ketertarikan Sheffron terhadap hasil produksi kelompok wanita lanjut usia dari Mirombo tersebut tidak lepas dari adanya keterikatan kultural antara warga masyarakat Suriname dengan Indonesia.
Ia mengatakan sebagian warga Suriname termasuk Sheffron merupakan keturunan Jawa sehingga lidahnya tidak perlu menyesuaikan ketika mencoba jamu berkualitas yang dibuat orang Wonosobo.
Selain ikatan budaya, katanya pihaknya mengakui bahwa ajakan kerja sama dengan kedutaan besar Suriname untuk Indonesia itu tidak lepas dari minat Dubes terhadap keindahan alam dan potensi wisata di Wonosobo.
"Kunjungan beberapa waktu lalu ternyata membawa kesan sangat positif, sehingga Dubes itu bahkan ingin berkunjung kembali ke Wonosobo," katanya.
Ia menuturkan potensi kerja sama perdagangan dan pariwisata tersebut segera ditindaklanjuti dengan serius.
"Kami akan berkoordinas dengan Dinas Kesehatan dan Kantor Koperasi dan UMKM Kabupaten Wonosobo agar kualitas produksi jamu beserta kemasan bisa ditingkatkan sehingga bisa lebih diterima pasar internasional," katanya.
Inisiatif Kepala Kantor Parekraf untuk jemput bola membuka peluang pasar internasional tersebut disambut gembira Ketua KWT Berdikari, Sudaryati.
"Kami bersyukur, jamu yang kami produksi bisa diterima pihak kedutaan besar Suriname dan bahkan diajak untuk mengikuti pameran di Suriname pada Oktober mendatang," kata Sudaryati.
Ia mengatakan untuk meningkatkan kualitas dan khasiat jamu, pihaknya terus mempelajari teknis pembuatan jamu secara higienis dan teknik pengemasan yang baik.
Ia mengatakan hal tersebut usai bertemu Duta Besar Suriname untuk Indonesia Sheffron AR Kartowikromo, di Jakarta.
"Kami bertemu langsung dengan Dubes Suriname di kantornya, atas undangan beliau, yang sebelumnya berkunjung ke Wonosobo beberapa waktu lalu dan merasa kagum dengan keindahan dan potensi alam Wonosobo.
Ia menuturkan untuk mendorong terwujudnya kerja sama dalam pemasaran jamu tersebut pihaknya diberi kesempatan menggelar ekspo di Suriname.
"Penerimaan pihak kedutaan terhadap produk jamu yang kami bawa bersama Ketua KWT Bedikari sangat baik dan penuh kekeluargaan sehingga ketika kami sodorkan beragam jenis jamu beliau langsung mencoba dan menyatakan ketertarikannya," katanya.
Menurut dia ketertarikan Sheffron terhadap hasil produksi kelompok wanita lanjut usia dari Mirombo tersebut tidak lepas dari adanya keterikatan kultural antara warga masyarakat Suriname dengan Indonesia.
Ia mengatakan sebagian warga Suriname termasuk Sheffron merupakan keturunan Jawa sehingga lidahnya tidak perlu menyesuaikan ketika mencoba jamu berkualitas yang dibuat orang Wonosobo.
Selain ikatan budaya, katanya pihaknya mengakui bahwa ajakan kerja sama dengan kedutaan besar Suriname untuk Indonesia itu tidak lepas dari minat Dubes terhadap keindahan alam dan potensi wisata di Wonosobo.
"Kunjungan beberapa waktu lalu ternyata membawa kesan sangat positif, sehingga Dubes itu bahkan ingin berkunjung kembali ke Wonosobo," katanya.
Ia menuturkan potensi kerja sama perdagangan dan pariwisata tersebut segera ditindaklanjuti dengan serius.
"Kami akan berkoordinas dengan Dinas Kesehatan dan Kantor Koperasi dan UMKM Kabupaten Wonosobo agar kualitas produksi jamu beserta kemasan bisa ditingkatkan sehingga bisa lebih diterima pasar internasional," katanya.
Inisiatif Kepala Kantor Parekraf untuk jemput bola membuka peluang pasar internasional tersebut disambut gembira Ketua KWT Berdikari, Sudaryati.
"Kami bersyukur, jamu yang kami produksi bisa diterima pihak kedutaan besar Suriname dan bahkan diajak untuk mengikuti pameran di Suriname pada Oktober mendatang," kata Sudaryati.
Ia mengatakan untuk meningkatkan kualitas dan khasiat jamu, pihaknya terus mempelajari teknis pembuatan jamu secara higienis dan teknik pengemasan yang baik.