Festival yang dibuka oleh Wakil Bupati Temanggung, Irawan Prasetyadi di Temanggung, Sabtu tersebut untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa di sekolah tersebut ada program studi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Pada festival tersebut terdapat puluhan "memedi sawah" hasil karya pelajar maupun masyarakat umum yang dilombakan. Memedi sawah merupakan replika manusia yang terbuat dari bahan bekas yang biasa dipasang petani di sawah untuk mengusir burung.

Kepala SMKN Bansari Tri Setyobudi mengatakan para peserta antusias mengikuti kegiatan ini, mereka cukup kreatif untuk menampilkan karya-karyanya.

"Harapan kami dengan kegiatan ini agar para peserta mensyukuri anugerah Tuhan YME yang telah dikarunia kecerdasan otak yang digunakan untuk berpikir aktif dan kreatif, menciptakan karya yang bermakna," katanya.

Ia mengatakan perlu diketahui bahwa sukses itu dimulai dari menekuni hal-hal yang kelihatannya remeh, namun dengan membiasakan mengasah otak, menyelesaikan persoalan kecil, latihan berkreasi, menciptakan ivovasi baru. Jika hal ini ditekuni pada gilirannya nanti akan mampu menciptakan ide-ide yang cemerlang yang mengahasilkan karya besar untuk kepentingan manusia.

Ia mencontohkan di bidang pertanian sekarang suadah ada bioteknologi, yakni tumbuhan dapat direkayasa sehingga tanaman dapat diperlakukan sesuai kebutuhan manusia. Diciptakan tanaman padi yang biasanya ditanam di dataran rendah menjadi bisa ditanam di dataran tinggi.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung mengatakan festival ini ramah lingkungan, mencoba mengembalikan ruh kejawaan bahwa dalam pertanian itu nenek moyang mengajarkan sangat ramah lingkungan, untuk membasmi hama tidak perlu dengan racun tetapi cukup dengan memedi sawah.

"Walaupun alam sudah berbeda, tetapi ini bukan sesuatu yang harus dihilangkan, sekarang tentu ada nilai kreatifitasnya," katanya.
Ia berharap nilai-nilai lokal seperti itu perlu dipertahankan dan ke depan untuk dipertahankan penyelenggaraan festival ini.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024