"Kami sangat menyesalkan adanya acara itu, karena itu bentuk pelecehan terhadap agama (Islam)," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Senin.

Meski akhirnya kontes itu dibubarkan oleh aparat keamanan, Said Aqil mempertanyakan mekanisme pemberian izin berlangsungnya sebuah acara di Amerika Serikat, sehingga kegiatan yang bersifat sensitif terhadap kerukunan umat beragama tersebut bisa berlangsung.

"Saya mendengar sampai terjadi penembakan dan jatuh dua korban jiwa. Kejadian seperti itu seharusnya bisa dihindari jika pemerintah setempat lebih peka," katanya.

Meski demikian, Said Aqil meminta umat Islam, khususnya di Indonesia termasuk warga Nahdlatul Ulama, untuk tidak terpancing membalasnya dengan tindakan anarkis.

"Jangan habiskan energi kita untuk membalas hal-hal seperti itu, apalagi dengan tindakan anarkis. Percayalah, Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang melecehkan Islam," katanya.

Kontes menggambar kartun Nabi Muhammad SAW diselenggarakan oleh American Freedom Defense Initiative, sebuah organisasi yang secara aktif terus menyebarkan kebencian terhadap Muslim di Amerika Serikat.

Presiden lembaga tersebut, Pamela Geller, mengatakan kegiatan yang diadakannya bertujuan mewujudkan kebebasan berpendapat sebagai respons dari kekerasan ketika menggambar Nabi Muhammad di Charlie Hebdo. Gambar terbaik dari kontes tersebut diganjar hadiah sebesar 10 ribu dolar AS.

Pewarta : Antaranews
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024