Ratusan warga Kamp Yarmouk sampai ke daerah yang dikuasai gerilyawan, Yalda, Babila dan Beit Sahm di ujung selatan Damaskus selama dua hari belakangan. Mereka mengungsi akibat bentrokan di sana antara anggota kelompok Aknaf Beit Al-Maqdes dan petempur ISIS --yang melancarkan serangan besar terhadap kamp Palestina tersebut sejak awal Maret, kata Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia.

Gerilyawan yang ada Yalda, Babila dan Beit Sahm belum lama ini menyepakati perujukan dengan pasukan pemerintah, yang memungkinkan masuknya bantuan dan makanan ke daerah itu sebagai imbalan bagi dihentikannya permusuhan oleh gerilyawan di dalam wilayah tersebut.

Situasi di ketiga kota kecil tersebut tak lebih baik dibandingkan dengan kondisi di Yarmouk, sebab kelaparan dan penyakit menjadi tema utama tapi tanpa perang.

Sementara itu, stasiun televisi pan-Arab, Al-Mayadeen, menyatakan ratusan orang lagi melarikan diri ke daerah yang dikuasai pemerintah, Zahira, di sisi lain kamp tersebut, demikian laporan Xinhua. Pada Minggu, sebanyak 90 orang diungsikan, tambahnya.

Ribuan orang lagi, ujarnya, masih terjebak di dalam kamp yang digempur itu.

Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia, yang berpusat di Inggris, mengatakan kamp tersebut telah menghadapi pertempuran dan pemboman sengit, sementara ISIS dan Front An-Nusra --yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida-- telah menguasai lebih dari 90 persen kamp itu.

Sebanyak 26 gerilyawan dari kedua pihak tewas selama beberapa hari belakangan, dan ISIS menghukum mati tujuh warga sipil di sana, kata Observatorium tersebut.

Aknaf Beit Al-Maqdes adalah satu kelompok petempur Palestina yang memihak kelompok mujahidin lain dalam menghadapi Pemerintah Suriah. Menurut beberapa laporan, Front An-Nusra --yang ditempatkan di kamp itu-- telah memfasilitasi masuknya petempur IS ke dalam daerah yang diserang tersebut.

Pemerintah Suriah mencap kelompok Aknaf sebagai "organisasi teroris", setelah kelompok itu menolak beberapa upaya perujukan yang dirancang untuk melucuti senjata gerilyawan di dalam kamp tersebut dan meringankan penderitaan warga yang terjebak di dalamnya.

Kamp Yarmouk adalah kabupaten besar di Damaskus Selatan. Di antara satu juta warganya, 170.000 adalah orang Palestina. Sebagian besar dari mereka melarikan diri ke Suriah pada 1948, setelah berdirinya negara Yahudi.

Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024