"Generasi Samin yang ada saat ini memang mulai berkurang seiring pemahaman warga Samin terhadap muatan ajaran leluhurnya yang tidak kokoh karena tidak selalu diwariskan oleh orang tuanya," ujar Moh. Rosyid yang juga Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus di Kudus, Senin.

Selain itu, kata dia, desakan budaya global melalui dunia maya dan mudahnya mengakses informasi menjadi penyebab bergesernya warga Samin memegang teguh ajaran leluhurnya.

Atas dasar kondisi tersebut, kata dia, beberapa sesepuh Samin mencoba mendokumentasikan ajaran leluhurnya menjadi buku stensilan, yang selama kurun waktu lama ajaran Samin diwariskan secara tutur, selain tulisan peneliti Samin yang dibukukan.

"Tulisan para peneliti tentang Samin, di antaranya Lance Castle hingga penulis Samin dari dalam negeri," ujarnya.

Hasil penelitian tersebut, kata dia, bisa dijadikan sumber belajar bagi warga Samin dan non-Samin agar ajaran leluhur, perjuangan, dan dinamika Samin sejak kolonial hingga kini tidak lenyap karena pengaruh globalisasi.

Oleh karena itu, kata dia, rencana pembuatan perpustakaan Samin di Padepokan Samin di Dukuh Karangpace, Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora perlu segera direalisasikan.

Saat ini, kata dia, generasi Samin yang masih eksis tersebar di Kabupaten Blora, Pati, dan Kudus.

Wacana pembuatan perpustakaan Samin, kata dia, memang mendapatkan tanggapan Pemkab Blora dengan menindaklanjutinya lewat kerja sama degan Pemprov Jateng dan kementerian terkait guna mewujudkannya.


Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024