Atraksi seni seribu rebana tersebut mengiringi pembacaan shalawat Nabi Muhammad SAW. Acara ini dihadiri sekitar 8.000 umat Islam dari berbagai daerah di Kabupaten Magelang.

"Kegiatan ini merupakan harlah NU terbesar. Kesenian rebana layak dilestarikan karena digemari umat Islam," kata Ketua Panitia Harlah NU, Haina Mustofa.

Haina mengatakan pihaknya juga menggelar simulasi pelaksanaan ibadah haji oleh siswa dari 14 RA serta apel siaga Banser Kecamatan Ngluwar dan sekitarnya.

"Siswa-siswi di sekolah Ma'arif dan Muslimat NU kemudian melakukan pawai taaruf. Pawai juga diikuti santri TPQ se-Kecamatan Ngluwar dan Santri Pondok Pesantren se-Kecamatan Ngluwar," katanya.

Sesepuh NU Isriyadi mengatakan tujuan kegiatan ini sebagai ajang silaturahim antarwarga NU serta memperkokoh kembali nilai Aswaja di masyarakat.

"Kami ingin memperkuat kecintaan warga NU terhadap NKRI. NKRI harga mati," katanya.

Ketua Tanfidziah NU Kota Malang KH Marzuqi Mustamar dalam ceramahnya mengajak masyarakat untuk disiplin mengamalkan amaliah NU seperti doa qunut. Kitab yang diterbitkan NU dan Muhammadiyah sama-sama menyunahkan doa qunud pada shalat subuh.

Ia menegaskan bahwa bagi NU Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah harga mati.

"NKRI sudah harga mati. Kita juga harus mantap dengan amalan-amalan NU," katanya.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024