Ketua Yayasan Tri Bakti (pengelola kelenteng setempat) Kota Magelang Paul Candra Wesi Aji di Magelang, mengatakan tradisi tersebut sebagai simbol umat membersihkan hati, budi, dan pikiran, agar pantas memasuki Tahun Baru Imlek.
"Sehingga pembersihan rupang-rupang ini dilakukan umat dengan hati-hati dan dalam suasana berdoa. Ini simbol umat membersihkan hati untuk memasuki tahun baru nanti," katanya.
Sebelumnya, katanya, umat bersembahyang di ruang serba guna kompleks kelenteng yang terletak di pusat Kota Magelang itu, agar kegiatan berjalan lancar.
Berbagai rupang-rupang itu, antara lain altar, tempat lilin, wadah abu dupa, genta, dan patung dewa-dewa yang ditempatkan di kelenteng setempat. Para umat mencuci rupang-rupang dengan menggunakan air yang ditaburi bunga mawar warna merah dan putih.
"Menjadi pertanda agar segar, wangi, dan bersih kembali," katanya.
Kelenteng Liong Hok Bio memiliki 16 patung dewa-dewi atau biasa disebut sebagai para Sin Ben atau Kim Sin. Pada 16 Juli 2014, kelenteng yang dibangun pada 8 Juli 1864 terbakar. Kebakaran akibat lilin sisa persembahyangan. Beberapa waktu sebelum musibah, pengelola telah mengembangkan bangunan di belakang kelenteng lama.
Ia menyebut empat di antara 16 Kim Sim sebagai patung baru, yakni patung Hok Tek Ceng Sin (Dewa Tuang Rumah atau Dewa Bumi), Kwan Im Poo Sat/Ava Lokite Swara (Dewi Welas asih), Thiang Sian Sing Bo (Dewa Air), dan Dewi Welas Asih Bertangan Seribu.
Sebanyak empat patung baru terbuat dari kayu yang didatangkan dari Tiongkok tersebut, menggantikan patung lama yang terbakar bersama kelenteng pada Juli 2014.
Pada Rabu (11/2) malam, umat upacara Punggahan atau Toa Pekong yang maksudnya mengantarkan para dewa-dewi menyampaikan laporan kepada Shang Tee (Tuhan Yang Maha Kuasa) terkait dengan berbagai amal dan perbuatan manusia di dunia selama setahun terakhir.
Ia menjelaskan saat malam menjelang pergantian Tahun Baru Imlek 2566/2015 atau Rabu (18/2), umat upacara persembahyangan tutup tahun, yang antara lain ditandai dengan prosesi penutupan pintu tempat mereka berdoa di gedung serba guna Kelenteng Liong Hok Bio, untuk selanjutnya saat pukul 00.00 WIB umat berdoa awal tahun atau Thauw Gee.
Ia mengatakan Imlek 2566/2015 yang ditandai "shio" atau tahun Kambing dengan harapan makin kuat kerukunan dan persatuan bangsa.
"Sehingga pembersihan rupang-rupang ini dilakukan umat dengan hati-hati dan dalam suasana berdoa. Ini simbol umat membersihkan hati untuk memasuki tahun baru nanti," katanya.
Sebelumnya, katanya, umat bersembahyang di ruang serba guna kompleks kelenteng yang terletak di pusat Kota Magelang itu, agar kegiatan berjalan lancar.
Berbagai rupang-rupang itu, antara lain altar, tempat lilin, wadah abu dupa, genta, dan patung dewa-dewa yang ditempatkan di kelenteng setempat. Para umat mencuci rupang-rupang dengan menggunakan air yang ditaburi bunga mawar warna merah dan putih.
"Menjadi pertanda agar segar, wangi, dan bersih kembali," katanya.
Kelenteng Liong Hok Bio memiliki 16 patung dewa-dewi atau biasa disebut sebagai para Sin Ben atau Kim Sin. Pada 16 Juli 2014, kelenteng yang dibangun pada 8 Juli 1864 terbakar. Kebakaran akibat lilin sisa persembahyangan. Beberapa waktu sebelum musibah, pengelola telah mengembangkan bangunan di belakang kelenteng lama.
Ia menyebut empat di antara 16 Kim Sim sebagai patung baru, yakni patung Hok Tek Ceng Sin (Dewa Tuang Rumah atau Dewa Bumi), Kwan Im Poo Sat/Ava Lokite Swara (Dewi Welas asih), Thiang Sian Sing Bo (Dewa Air), dan Dewi Welas Asih Bertangan Seribu.
Sebanyak empat patung baru terbuat dari kayu yang didatangkan dari Tiongkok tersebut, menggantikan patung lama yang terbakar bersama kelenteng pada Juli 2014.
Pada Rabu (11/2) malam, umat upacara Punggahan atau Toa Pekong yang maksudnya mengantarkan para dewa-dewi menyampaikan laporan kepada Shang Tee (Tuhan Yang Maha Kuasa) terkait dengan berbagai amal dan perbuatan manusia di dunia selama setahun terakhir.
Ia menjelaskan saat malam menjelang pergantian Tahun Baru Imlek 2566/2015 atau Rabu (18/2), umat upacara persembahyangan tutup tahun, yang antara lain ditandai dengan prosesi penutupan pintu tempat mereka berdoa di gedung serba guna Kelenteng Liong Hok Bio, untuk selanjutnya saat pukul 00.00 WIB umat berdoa awal tahun atau Thauw Gee.
Ia mengatakan Imlek 2566/2015 yang ditandai "shio" atau tahun Kambing dengan harapan makin kuat kerukunan dan persatuan bangsa.