"Sebenarnya pada akhir 2013 telah diusulkan penyesuaian tarif PDAM untuk tahun 2014-2016, dan DPRD telah menyetujuinya, tetapi karena situasi dan kondisi masyarakat belum memungkinkan, maka pada 2014 belum dilakukan penyesuaian tarif tersebut," kata Direktur PDAM Tirta Agung Temanggung Edi Sucahyo, Rabu.

Sebagai perbandingan, PDAM Wonosobo, tetangga Temanggung, mematok harga Rp1.200/meter kubik, sedangkan di Kota Semarang tarif progresifnya lebih dari Rp5.000/m3.

Ia mengatakan, karena usulan penyesuaian tarif sudah disetujui DPRD Kabupaten Temanggung maka untuk pelaksanaan penyesuaian tarif 2015 perlu mengusulkan pada bupati.

Ia menyebutkan besaran penyesuaian tarif, yakni dari harga dasar per tahun naik Rp50 per meter kubik. Harga dasar air saat ini Rp650 per meter kubik.

"Harga dasar Rp650 disesuaian menjadi Rp700 per meter kubik sehingga kecil sekali. Kami hanya menyesuaikan inflasi saja," katanya.

Menurut dia harga air PDAM Temanggung termasuk paling murah di Jawa Tengah karena di Wonosobo yang menjadi tetangga Temanggung telah mencapai Rp1.200 per kubik.

"Kami selalu tekankan efisiensi suapay masyarakat tidak keberatan. Kalau usualan sudah disetujui, penyesuaian tarif dilaksanakan pada Maret atau April 2015," katanya.

Menyinggung beberapa waktu lalu air PDAM sering macet dan air keruh, dia mengatakan pada musim hujan ini pipa PDAM telah putus tiga kali akibat tertimpa longsor.

"Pipa di Kledung terkena longsor dua kali dan di Kruwisan satu kali. Air keruh juga akibat longsor, tanah masuk ke pipa sehingga air menjadi keruh," katanya.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024