Di dalam aula sederhana balai desa, masih berlangsung rapat pembentukan peguyuban badan perwakilan desa sekecamatan setempat, sementara perwakilan warga desa itu, seperti kalangan petani, pemuka warga, penari jatilan, dan perangkat desa berdiri di halaman untuk mulai mengikuti upacara bendera.

Kali ini upacara bendera di halaman balai desa itu, bertepatan dengan peristiwa penting di Jakarta, yakni pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019.

Ikhwal peristiwa di Jakarta itu, disampaikan Kepala Desa Ngargoretno Dodik Suseno dalam kalimat pertama amanatnya pada upacara yang oleh warga setempat diberi nama "Upacara Pengukuhan Pelantikan Jokowi-JK sebagai Presiden-Wapres RI ala Petani dan Masyarakat Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang".

Desa di ketinggian antara 500-600 meter dari permukaan air laut, di kawasan Pegunungan Menoreh itu meliputi enam dusun, yakni Sumbersari, Wonokerto, Wonosoko, Tegalombo, Karangsari, dan Selorejo.

Jumlah warga setempat 2.876 jiwa atau 81 kepala keluarga. Sebagian besar warga hidup sebagai petani. Hanya sedikit petani yang mengusahakan lahan untuk tanaman padi, namun sebagian besar untuk berbagai tanaman, seperti cengkih, ketela, jagung, dan empon-empon.

"Hari ini (20/10) di Jakarta, di Gedung DPR/MPR sedang dilaksanakan pelantikan Bapak Jokowi dan M. Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014-2019. Untuk itu, kita di sini, pada hari ini juga melaksanakan pengukuhan Bapak Jokowi sebagai Presiden RI ala petani dan masyarakat," kata Kepala Desa Ngargoretno Dodik Suseno.

Saat itulah, mereka yang kalangan petani tersebut, seakan dibawa kepada memori bersama atas ucapan tegas Jokowi mengenai keberpihakannya terhadap petani, ketika debat calon presiden yang disiarkan secara langsung oleh sejumlah stasiun televisi nasional pada 5 Juli 2014.

Ketika itu, Jokowi mengatakan tentang kekuatan petani yang tidak bisa dianggap enteng untuk ketahanan pangan.

"Petani itu, asal diarahkan, asal dikawal, asal diberi PPL (Petugas Penyuluh Lapangan), asal diberi bibit. Itu berproduksi apapun, bisa. Jangan menganggap remeh petani. Persoalannya hanya kita (pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, red.) tidak pernah menyiapkan pasar untuk mereka. Petani kita siap, tanah kita subur, tinggal ada kemauan, ada niat atau tidak," kata Jokowi ketika itu.

Barangkali, karena mereka ingat terhadap pernyataan Jokowi itulah, sekitar 81,5 persen warga Desa Ngargoretno memenangkan Jokowi-JK pada pilpres beberapa bulan lalu.

Namun, saat upacara pengukuhan itu, masyarakat setempat yang saat pilpres memiliki pilihan politik berbeda-beda, turut hadir. Hal itu, ditandai dengan keikutsertaan ketua tim sukses pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Desa Ngargoretno, Widi Suryo Prabowo, dan tim sukses pasangan Jokowi-JK di desa setempat, Miyanto, hadir dalam upacara pengukuhan tersebut.

"Kita semua, warga bersatu, bersama-sama memberikan penghormatan atas pelantikan Pak Jokowi-JK. Harapan warga di sini kuat untuk hidup semakin baik, tidak dipandang bodoh, setiap hari kecukupan air bersih, panenan pertanian yang baik, penambangan tidak semakin luas (Kawasan setempat sebagai lokasi penambangan marmer, red.)," kata Suryo Prabowo.

Upacara pengukuhan yang digarap oleh Soim (31), tokoh pemuda setempat yang juga relawan Jokowi di lereng Menoreh untuk empat desa, yakni Ngargoretno, Giripurna, Kalirejo, dan Paripurna itu, dimulai dengan pengibaran bendera kebangsaan Merah Putih dan diikuti dalam satu tali pengereknya, gambar Jokowi-JK.

Di teras aula balai desa setempat, juga terpampang "banner" bertuliskan "Selamat Atas Terpilihnya Bp. Jokowi Sebagai Presiden Rakyat". Peserta upacara memberikan hormat saat pengibaran bendera Merah Putih dan sekaligus mereka juga bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya".

Dalam upacara itu, Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat Desa Ngargoretno K. Mahmudin memimpin doa secara islami, sedangkan setelah upacara, masyarakat menyaksikan pementasan kesenian tradisional, jatilan, oleh grup Retno Budaya Desa Ngargoretno.

"Upacara ini juga ungkapan syukur kami atas pelantikan Presiden dan Wapres baru. Pak Jokowi dan Pak JK. Kami tentu berharap banyak, di bawah kepemimpinan mereka, kehidupan sebagai petani menjadi lebih baik, panenan melimpah, dan air berkecukupan," katanya.

Kredibilitas dan kapabilitas masyarakat Pegunungan Menoreh di desa setempat, turut mengukuhkan pelantikan Presiden-Wapres Jokowi-JK, diungkapkan oleh Kades Dodik Suseno.

"Kita tahu bahwa Jokowi lahir dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Artinya bahwa Jokowi benar-benar pemimpin yang lahir dari rakyat, terutama rakyat kecil seperti kita-kita ini," katanya.

Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi-JK, membawa harapan baru untuk kehidupan bangsa yang lebih baik, pembangunan lebih lancar, kesejahteraan lebih terjamin, terutama warga miskin untuk mendapat pelayanan yang lebih baik.

"Langkah pemerintahan Jokowi-JK harus kita kawal, kita sukseskan bersama. Kita kawal keberpihakan Jokowi terhadap petani, buruh, nelayan, serta rakyat miskin," katanya.

Akan tetapi, katanya, masyarakat Menoreh juga jangan sampai terlena untuk tetap bekerja keras dan bergulat dengan alam pertanian pegunungan setempat. Pegununan Menoreh, termasuk di Desa Ngargoretno pada masa lalu menjadi salah satu lokasi perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajahan Belanda dalam Perang Jawa (1825-1830).

"Dengan dilantiknya Jokowi sebagai Presiden RI, mari kita mulai langkah baru, semangat baru untuk mewujudkan Ngargoretno yang berdikari, mengembangkan Ngargoretno secara mandiri," katanya.

Secara tulus, melalui upacara pengukuhan tersebut, warga Pegunungan Menoreh ingin mengingatkan tentang Jokowi yang lahir dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

"Keberpihakan anda (Jokowi, red.) kepada masyarakat kecil akan menjadikan anda pemimpin yang disegani dunia," katanya.

Pewarta : M Hari Atmoko
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025