"Tantangan Jokowi-JK bukan hanya ekspektasi yang terbentuk dari janji-janji itu," kata Sekretaris Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo di Jakarta, Minggu.
Dia mengemukakan janji Jokowi-JK saat kampanye antara lain kepada guru, anak usia belajar, nelayan, petani, pelaku ekonomi kreatif, komunitas pekerja atau buruh serta komunitas pengusaha dalam dan luar negeri dari berbagai tingkatan skala usaha.
Bambang menilai rencana Jokowi-JK menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim masih abstrak bagi masyarakat awam.
Para ahli yang menyusun proposal proyek tersebut diharapkan segera menyosialisasikannya kepada semua elemen masyarakat.
"Apalagi, mereka yang paham tentang makna strategis Indonesia sebagai poros maritim sering menilai rencana proyek ini terlalu ambisius," ujar dia.
Dia membandingkan soal janji tersebut dengan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika baru dilantik pada tahun 2004.
"Saat itu, SBY berjanji akan menjadikankan revitalisasi sektor pertanian sebagai agenda utama atau prioritas pemerintahannya di bidang ekonomi. Ternyata hanya janji. Sebab, hingga akhir masa jabatannya, kinerja sektor pertanian dan tanaman pangan terbilang sangat buruk. Demikian rendahnya produktivitas sektor pertanian dan tanaman pangan Indonesia, sehingga hampir 50 persen dari aneka komoditi kebutuhan pokok rakyat harus diimpor," sebut Bambang.
Dia juga mengingatkan Jokowi-JK tentang janji target pertumbuhan ekonomi 7 persen dalam dua tahun ke depan
"Jokowi-JK juga harus ingat bahwa bagi rakyat, angka pertumbuhan yang tinggi bukanlah yang utama. Terpenting bagi rakyat adalah kebijaksanaan dan kemampuan Jokowi-JK mendistribusikan pertumbuhan itu ke semua elemen rakyat. Tidak seperti sekarang, pertumbuhan tinggi hanya bisa dinikmati segelintir orang," kata Bambang Soesatyo.
Dia mengemukakan janji Jokowi-JK saat kampanye antara lain kepada guru, anak usia belajar, nelayan, petani, pelaku ekonomi kreatif, komunitas pekerja atau buruh serta komunitas pengusaha dalam dan luar negeri dari berbagai tingkatan skala usaha.
Bambang menilai rencana Jokowi-JK menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim masih abstrak bagi masyarakat awam.
Para ahli yang menyusun proposal proyek tersebut diharapkan segera menyosialisasikannya kepada semua elemen masyarakat.
"Apalagi, mereka yang paham tentang makna strategis Indonesia sebagai poros maritim sering menilai rencana proyek ini terlalu ambisius," ujar dia.
Dia membandingkan soal janji tersebut dengan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika baru dilantik pada tahun 2004.
"Saat itu, SBY berjanji akan menjadikankan revitalisasi sektor pertanian sebagai agenda utama atau prioritas pemerintahannya di bidang ekonomi. Ternyata hanya janji. Sebab, hingga akhir masa jabatannya, kinerja sektor pertanian dan tanaman pangan terbilang sangat buruk. Demikian rendahnya produktivitas sektor pertanian dan tanaman pangan Indonesia, sehingga hampir 50 persen dari aneka komoditi kebutuhan pokok rakyat harus diimpor," sebut Bambang.
Dia juga mengingatkan Jokowi-JK tentang janji target pertumbuhan ekonomi 7 persen dalam dua tahun ke depan
"Jokowi-JK juga harus ingat bahwa bagi rakyat, angka pertumbuhan yang tinggi bukanlah yang utama. Terpenting bagi rakyat adalah kebijaksanaan dan kemampuan Jokowi-JK mendistribusikan pertumbuhan itu ke semua elemen rakyat. Tidak seperti sekarang, pertumbuhan tinggi hanya bisa dinikmati segelintir orang," kata Bambang Soesatyo.