Paviliun merupakan tempat tinggal bagi taruna terbaik Akmil dan Susilo Bambang Yudhoyono pernah menempati Paviliun 5 tersebut pada 1973. Museum Paviliun 5 berisi koleksi sejumlah perlengkapan yang pernah digunakan Susilo Bambang Yudhoyono saat menjadi taruna Akmil.

Hadir pada peresmian museum tersebut, antara lain Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Menteri Pertahanan, Gubernur Jawa Tengah, Panglima TNI, KSAD, KSAL, dan KSAU.

Selain meresmikan Museum Paviliun 5, pada kesempatan tersebut Presiden juga meresmikan Skuadron Udara XVI Pekan Baru dan Batalyon Infanteri X Marinir Batam.

"Saya menyambut baik hadirnya kekuatan baru jajaran TNI AU yaitu Skuadron Udara XVI, kekuatan udara di era modern sangat penting, oleh karena itu Angkatan Udara harus semakin tangguh kuat dan moderen dan harus mampu menjaga wilayah udara yang terbentang luas dari Sabang hingga Merauke," katanya.

Presiden juga menyambut baik hadirnya pangkalan baru yang merupakan pos depan tempur bagi negara kepulauan Indonesia, yaitu dibangunnya Batalyon Infanteri X Marinir yang akan memperkuat jajaran kekuatan marinir.

"Saya juga mengucapkan terima kasih atas dibangunnya Museum Paviliun 5 ini, Insya Allah akan memberikan semangat, inspirasi, dan motivasi bagi para taruna untuk meraih cita-cita," katanya
Ia berharap museum tersebut menjadi saksi sejarah dari masa ke masa yang menjadi pusat komando dan pengendalian jajaran korp taruna.

"Di sinilah kami belajar untuk memimpin, berlatih berkomunikasi sebelum menjadi perwira militer. Mudah-mudahan ini bisa dilihat para taruna dan para calon taruna untuk memberikan inspirasi kepada mereka semua," katanya.

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan Paviliun 5 merupakan tempat bersejarah khususnya bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Paviliun 5 tempat tinggal taruna tingkat IV, mengapa Paviliun 5 ini dialihfungsikan menjadi museum karena lintasan sejarah Angkatan Darat tidak akan menyia-nyiakan putra terbaiknya, yang sejak awal dari tempat terisolir pada zamannya yaitu Pacitan, dengan tekad yang bulat memasuki kawah Candra Dimuka untuk menggapai mimpi dengan berbagai terpaan dan hambatan yang tidak ringan," katanya.

Putra terbaik tersebut, katanya, mampu mengukir berbagai bintang , tanggap tanggon trengginas bahkan bintang kehormatan Adimakayasa dan juga sebagai Komandan Divisi Korps Taruna 1973 mengukir kepemimpinan yang tidak mudah.


Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024