Pamekasan (ANTARA) - Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin mengaku merupakan keturunan orang Pamekasan, di Pulau Madura, Jawa Timur, dari silsilah raja Kerajaan Sumedang, sehingga ia menganggap kedatangannya ke Pamekasan sama halnya dengan pulang ke kampung halamannya.

"Pamekasan ini kampung saya sendiri. Saya orang Pamekasan. Mbah saya itu Raja Kerajaan Sumedang, istirnya Nyai Ratu Harisbaya yang ternyata namanya Nyai Larantoko, anaknya Raden Zuhro Prajoto Jamberingin Pamekasan," ujar Kiai Ma'ruf saat menyampaikam tausiyah di hadapan ribuan warga Pamekasan dalam acara Istighatsah Kubro di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan, Pamekasan, Selasa.

Jambringin merupakan nama sebuah desa di Kecamatan Proppo, Pamekasan yang dalam sejarah Pamekasan merupakan pusat pemerintahan raja Pamekasan sebelum pindah ke Mandilaras.

Karena masih saudara, menurut dia, sudah selayaknya seluruh orang Madura, khususnya masyarakat Pamekasan membantu dirinya agar bisa menang pada Pilpres 2019 bersama pasangan politiknya, Joko Widodo (Jokowi).

Dalam ceramahnya itu Kiai Ma'ruf sempat melontarkan bahasa Madura bahwa sebenarnya masyarakat Pamekasan dan Madura adalah "Taretan Kaule Sadhaja" yang artinya saudara saya semua.

"Masa saudaranya gak didukung, masak ada saudara malah mendukung orang lain. Karena itu orang Pamekasan harus mendukung saudaranya yaitu saya sendiri," ucap Mantan Rais Aam PBNU ini.

Kiai Ma'ruf sendiri sudah dua kali melakukan kampanye politik ke Pulau Madura sejak ditetapkan menjadi Calon Wakil Presiden.

Kunjungan pertamanya ke Madura dilakukan pada 19 Oktober 2018 lalu. Saat itu, Kiai Ma'ruf Amin juga mengaku memiliki garis keturunan dari Kiai Demang Plakaran, Bangkalan.

"Jadi dalam diri saya ini mengalir darah Pamekasan. Saya ada darah Madura ini, Alhamdulillah," kata Kiai Ma'ruf.

Istighatsah Kubro tersebut juga dihadiri puluhan ulama Madura. Saat Kiai Ma'ruf menyampaikan tausiyahnya, cuaca sedang hujan. Namun, ribuan jamaah yang tetap setia mendengarkan tausiyah Kiai Ma'ruf.

"Tadi di lapangan walaupun hujan, mereka tidak berubah. Mereka tetap mendengarkan," kata Kiai Ma'ruf saat ditemui usai acara.

Sementara itu, guna mengamankan kegiatan ini, Polres Pamekasan menerjunkan sebanyak 345 personel gabungan dari berbagai unsur seperti unsur polisi, TNI dan Brimob Polda Jatim.

Saat acara berlangsung, panggung tengah yang ditempati para musisi sempat ambruk, karena terlalu banyak warga yang naik ke atas panggung untuk berteduh.

Selain menyampaikan tausiyah, Cawapres RI Nomor urut 01 itu juga menutup kegiatan dengan memimpin doa.

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019