Palu (ANTARA News) - Drs Irianto Malinggong, Bupati Banggai Kepulauan di Provinsi Sulawesi Tengah, nyaris diamuk ribuan massa demonstran yang marah, menyusul rencana yang bersangkutan memindahkan ibukota kabupaten dari kota Banggai (Pulau Banggai) ke Salakan (Pulau Peleng). Informasi diperoleh ANTARA News dari Banggai menyebutkan, peristiwa tersebut bermula ketika kapal-motor pelayaran rakyat, KM Mutiara, yang ditumpangi Malinggong Minggu pagi sandar di Dermaga Banggai. Saat itu sekitar 7.000 massa rakyat yang menolak pemindahan ibukota kabupaten sudah mengepung Pelabuhan Banggai dan mereka meminta agar Bupati Malinggong tidak menginjakkan kakinya ke daratan terlebih dahulu sebelum membuat kesepakatan dengan mereka. Tujuh orang perwakilan rakyat, termasuk tokoh adat, sempat melakukan negosiasi dengan Bupati Malinggong di dalam kapal, namun pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam tak membuahkan hasil apa-apa. Melihat raut muka perwakilan mereka yang keluar dari dalam kapal penuh kekecewaan, massa yang sudah marah berusaha mendekati kapal untuk mencari Malinggong. "Bersyukur ketika itu kapal yang ditumpangi Bupati Malinggong segera melepaskan tambatannya dan berangkat meninggalkan Dermaga Banggai, sehingga ia selamat dari kemungkinan amuk massa," kata Adi, warga Banggai. Sebelumnya, puluhan aparat keamanaan bersenjata lengkap terus melakukan pengawalan ketat terhadap Bupati Malinggong, sehingga tak seorang pun anggota masyarakat yang berhasil menerobos masuk ke dalam kapal kecuali beberapa orang yang diizinkan. Tapi, versi lain menyebutkan setelah tak menghasilkan kesepakatan dalam pertemuan tersebut, para pemuka adat dan tokoh masyarakat setempat dengan terpaksa "mengusir" Bupati Malinggong untuk tidak menginjakkan kakinya di Pulau Banggai. "Dia adalah bupati yang gagal dan masyarakat di daerah kami sudah menganggapnya bukan sebagai pemimpin," kata Ahmad Buluan, ketua Forum Perjuangan Pemekaran Kabupaten Bangkep saat dihubungi per telepon seusai menemui Bupati Malinggong melakukan negosiasi. Hingga kini belum diketahui kepastian keberadaan Bupati Malinggong, namun sebuah sumber mengatakan yang bersangkutan sudah diturunkan KM Mutiara di desa Tobing (Pulau Peleng) dan akan menuju Salakan (ibukota kecamatan Tinangkung) melalui jalan darat. DPRD dan Bupati Bangkep sejak tahun 2003 sudah merekomendasikan pemekaran wilayah mereka dengan meningkatkan status Banggai sebagai Kota dan Salakan sebagai ibukota kabupaten, guna mencegah pecahnya konflik komunal akibat penetapan dualisme ibukota kabupaten yang tertuang dalam UU No.51 Tahun 1999.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006