Nunukan (ANTARA) - Lima petugas maritim Malaysia menggunakan kapal cepat Sea Raider Jawatan Maritim Malaysia Kilat-45, nomor lambung 755 diduga melanggar batas negara di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Pelanggaran yang dilakukan petugas maritim negeri jiran ini dengan memasuki wilayah perairan hingga 500 yard.

Informasi yang diterima ANTARA di Nunukan, Selasa, menyatakan kejadian tersebut berlangsung pada Senin (6/7) sekira pukul 15.50 wita pada koordinat 04 10 012 U - 117 54 578 T, Halu 0.52.

Baca juga: Danlantamal XIII: TNI AL butuh penambahan pos penjagaan di Nunukan

Kelima petugas maritim Malaysia yang memasuki perairan NKRI adalah Faizal Bin Abdul Azis (37) selaku Komandan Sea Rider Kilat-45 Nomer Lambung Sea Rider 755. Kemudian Amran bin Ilyas (34) jabatan Timbalan Komandan Speed Sea Raider Petir - 45, Muhammad Farhan Bin Muhammad Abdul Rasid (27), Muhammad Fetri bin Othman (30) dan Ryanson Von John (27).

Data yang diperoleh menyebutkan, keberadaan kapal cepat petugas maritim di perairan Pulau Sebatik atas perintah Komandan KM Pintar - 3914, LF KDR Nik Mohd Izwan Farid bin MD Daud untuk mengecek perahu yang sedang berlabuh di Depan Dermaga Posal Sei Pancang Sebatik.

Perahu bernama Usaha Jaya Baru milik Rustam beralamat di RT 06 Desa Lapri Kecamatan Sebatik Utara memuat barang campuran bahan pangan diduga diperoleh dari Malaysia.

Danposal Sei Pancang Pulau Sebatik Lettu Laut (S) Adi Suseno kemudian memerintahkan prajuritnya menyiapkan senjata dan speed Kamla untuk merapat di kapal cepat Sea Raider Maritim Malaysia tersebut.

Pada saat itu juga, Danposal Sei Pancang (Lettu Laut (S) Adi Suseno) berkomunikasi dengan Komandan Sea Raider Maritim Malaysia agar merapat di Posal Sei Pancang Sebatik untuk dilakukan pemeriksaan dan pendataan terhadap anggota maritim.

Baca juga: Bakamla RI bentuk poksimar di Pulau Sebatik

Namun diduga petugas maritim Malaysia tidak memahami Undang-Undang Laut Internasional sehingga melakukan penangkapan di wilayah kedaulatan perairan NKRI.

Pangkalan TNI AL Nunukan yang berusaha dikonfirmasi belum bersedia memberikan keterangan. Pasi Intel Lanal Nunukan, Kapten Laut Rizky saat dihubungi menyatakan masih mendampingi tamu.

Baca juga: Polemik bertahun-tahun, batas negara Indonesia-Malaysia diukur ulang

Baca juga: TNI AL soroti bergesernya patok perbatasan di Pulau Sebatik

Baca juga: TNI AL gagalkan penyelundupan induk kepiting di Sebatik

Pewarta: Rusman
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2020