Jakarta (ANTARA) - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menegaskan China menentang keras pengerahan rudal balistik jangka menengah AS di Asia-Pasifik dan mendesak Amerika Serikat menghentikan konfrontasi militer. 

Pernyataan Lin ini disampaikan setelah Angkatan Darat Pasifik AS (US Army Pacific/USARPAC) mengumumkan telah mengerahkan sistem rudal Kapabilitas Jarak Menengah (Mid-Range Capability), yang juga dikenal sebagai Typhoon, ke Luzon, Filipina, sebagai bagian dari latihan militer gabungan AS-Filipina. Ini kali pertama AS mengerahkan sistem rudal yang berbasis di dan diluncurkan dari darat setelah menarik diri dari Traktat Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (Intermediate-Range Nuclear Forces/INF).

Lin mengatakan, China mencermati pengumuman tersebut dan menyatakan kekhawatiran mendalam atas langkah AS ini. China menentang keras pengerahan rudal balistik jarak menengah AS di kawasan Asia-Pasifik, yang berusaha memperkuat pengerahan rudal di depan pintu China untuk mencari keuntungan militer sepihak, tuturnya.

Langkah AS ini tidak hanya memperburuk ketegangan di kawasan Asia-Pasifik, tetapi juga meningkatkan risiko salah penilaian dan salah perhitungan, kata sang jubir.

"Kami mendesak AS untuk sungguh-sungguh menghormati keprihatinan keamanan negara lain, berhenti memicu konfrontasi militer, stop merongrong perdamaian dan stabilitas di kawasan ini, serta mengambil tindakan konkret untuk mengurangi risiko-risiko strategis," ujar Lin.

Ia menambahkan, Filipina perlu melihat dan menyadari apa yang sebenarnya sedang diupayakan AS, serta konsekuensi dari menyokong AS dalam pengerahan rudal balistik jarak menengah.

"Filipina perlu berpikir dengan teliti untuk menjadi pion AS dengan mengorbankan kepentingan keamanannya sendiri, dan berhenti melangkah ke arah yang salah," kata Lin.

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2024