Menurut hasil rekam satelit itu yang diterima Antara pada Minggu malam, ratusan titik panas tersebar di hampir seluruh wilayah atau provinsi di Sumatera meliputi, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jambi, Aceh dan Sumatera Barat.

Sementara di Riau, Terra dan Aqua mendeteksi kemunculan 37 "hotspot" yang merupakan terbanyak dalam satu bulan terakhir.

Menurut satelit itu, titik panas di Riau terbanyak berada di Kabupaten Pelalawan yakni 13 titik, kemudian di Meranti sebanyak 5 titik, dan Siak serta Indragiri Hilir sama-sama terdapat empat titik panas. Kemudian di Kuantan Singingi terekam keberadaan tiga titik panas, Dumai (2 titik), Bengkalis (2), Indragiri Hulur (2) dan Rokan Hilir serta Rokan Hulu masing-masing dua titik panas.

Berbeda dengan hasil pantauan Satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat yang dioperasikan Singapura, hanya mendeteksi 37 titik panas di Sumatera.

Untuk di Riau, satelit ini merekam keberadaan 18 titik panas yang berada di Indragiri Hulu (5 titik), Pelalawan (4), Bengkalis (3), Kuantan Singingi (3), Kampar (1), Rokan Hilir (1), dan di Indragiri Hilir juga satu titik panas.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau, Said Saqlul Amri mengatakan, sejauh ini pihaknya bersama tim satuan tugas penanggulangan bencana kabut asap masih terus siaga.

Upaya yang dilakukan sejauh ini menurut dia yakni melakukan pemadaman dengan "water bombing" kemudian penerapatan teknologi modifikasi cuaca untuk hujan buatan.

Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024