"Ini salah satu upaya pemerintah untuk menciptakan Kota Magelang sebagai kota yang berkesan, sedangkan tujuan utamanya pada tahun 2015 adalah mengajak semua orang ke Kota Magelang," katanya saat kegiatan itu di Magelang, Minggu.
Prosesi "Grebeg Gethuk" berlangsung di Alun-Alun Kota Magelang, antara lain, dimeriahkan dengan kirab budaya di jalan-jalan setempat. "Gethuk" sebagai salah satu makanan khas produksi masyarakat setempat.
Ia mengharapkan prosesi itu bisa menjadi tanda bahwa Kota Magelang dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan itu sebagai kota yang mampu memberikan kesan positif kepada masyarakat luas.
Selama lima tahun terakhir, pemkot setempat melakukan berbagai upaya untuk menarik minat masyarakat luar dan investor mengembangkan usaha di kota setempat. Pada 2011 sebagai tahun perencanaan, 2012 tahun pencanangan, 2013 tahun berhias, 2014 tahun berkesan, dan 2015 tahun "Ayo ke Magelang".
"Kegiatan ini bermanfaat untuk mempromosikan Kota Magelang menjadi kota yang berkesan, baik mengenai perekonomian, pariwisata, maupun kebudayaannya," katanya.
Pada kesempatan itu, ia menyebut pentingnya upaya terus menerus melestarikan kebudayaan setempat, termasuk di antaranya menyangkut keberadaan makanan khas Kota Magelang, getuk.
Dua gunungan terbuat dari tatanan 1.108 gethuk kemasan diperebutkan oleh masyarakat yang memadati alun-alun setempat dalam prosesi dengan para pejabat setempat mengenakan pakaian adat Jawa tersebut.
Selain itu, warga juga memperebutkan 17 gunungan yang masing-masing berupa rangkaian hasil bumi masyarakat sekitar Kota Magelang, berupa sayuran dan palawija.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kota Magelang Hartoko mengatakan 17 gunungan hasil bumi itu tanda daerah setempat yang meliputi 17 kelurahan.
Sebelum perebutan gunungan, digelar upacara dalam nuansa adat Jawa dengan dipimpin Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito.
Pada kesempatan itu, juga dipentaskan secara kolosal tarian Jaranan, Kuntulan, Gendewa, dan tarian rakyat lainnya, sedangkan Wali Kota Sigit mencanangkan Kota Magelang sebagai "Kota Berkesan". Selain itu, pementasan tarian Pandhita dan Rampak Buto.
Berbagai pemain kesenian tradisional itu, kemudian melanjutkan dengan kirab budaya melewati sejumlah ruas jalan utama di Kota Magelang.