Kegiatan tersebut, mereka mulai dengan prosesi persembahyangan selama beberapa saat, di kelenteng setempat yang dipimpin oleh Pandita Liem Wui Siung.

Persembahyangan secara takzim, antara lain ditandai dengan penyulutan hio oleh para umat di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Kelenteng Liong Hok Bio yang dibangun di kawasan pojok Alun-Alun Kota Magelang pada 1864 oleh Kapitein Be Koen Wie (Tjok Lok).

Sebanyak 16 Kim Sin atau patung dewa-dewi di altar kelenteng setempat, mereka bersihkan dengan menggunakan air kembang mawar warna merah putih. Pada kesempatan tersebut, mereka juga membersihkan berbagai peralatan persembahyangan dan altar suci.

Ketua Yayasan Tri Bhakti yang bertanggung jawab dalam pengelolaan kelenteng berumur tua itu, Paul Candra Wesi Aji mengatakan bahwa pembersihan rupang-rupang sebagai tanda pencucian hati umat Tri Dharma dalam menyambut Tahun Baru Imlek.

"Ini simbol bahwa setiap umat membersihkan fisik, hati, dan mental, agar pantas menyambut Tahun Baru Imlek," katanya.

Ia menyebut proses pencucian rupang-rupang dilakukan secara hati-hati oleh umat sebagai bagian dari rangkaian persembahyangan Imlek.

Patung dewa dewi di altar utama di kelenteng itu, antara lain Hok Tek Ceng Sin (Dewa Tuan Rumah atau sebagai Dewa Penguasa Bumi), Hok Tik Tjieng Sin (Dewa Bumi), Kwan Im Poo Sat atau Ava Lokite Swara (Dewa Welas Asih), Kwang Kong (Dewa Keadilan), Thian Sian Sing Bo (Dewa Penguasa Air), Kwan Seng Tee (Dewa Perang), dan Thian Siang Tee (Dewa Pembasmi Ilmu Hitam).


Pewarta : M Hari Atmoko
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024