"Kami mencermati sebuah proses pemilu cepat dengan pola teknologi, kami melakukan trobosan membuat aplikasi pemantau pemilu secara independen melalui telepon seluler dan 'gadget', " kata Sarwoto Atmo Sutarno yang juga mantan Direktur Utama Telkomsel, di Solo, Minggu.

Sarwoto mejelaskan, dengan sarana telepon selular dan 'gadget' maka masyarakat dapat menggunakan aplikasi tersebut untuk merekam berbagai bentuk kecurangan dan kejanggalan pelaksanaan Pemilu 2014.

"Kami dapat merekam mulai dari masa sosialisasi, kampanye hingga pencoblosan dan penghitungan suara," katanya.

Program APSI, kata dia, segera diperkenalkan kepada masyarakat pada 5 Januari 2014 mendatang, dan mempersilakan saksi Pemilu dapat menggunakan aplikasi itu. Keinginannya cukup independen yakni mengajak masyarakat peduli terhadap pelaksanaan Pemilu jujur dan adil.

Selain mendapatkan sanksi moral dari masyarakat atas berbagai bentuk kecurangan yang ditemukan, kata dia, juga akan melaporkan kejadian itu kepada Bawaslu.

Menurut dia, jika di setiap TPS terdapat relawan APSI maka manipulasi penghitungan suara dapat digugat dengan bukti-bukti otentik yang dikirim relawan. Rekapitulasi penghitungan suara tingkat nasional atau "real count" juga dapat dilakukan dalam waktu tiga hari. Tidak perlu hingga satu bulan seperti yang dijadwalkan KPU.

Sarwoto pernah menjabat Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) periode 2009-2012, menjelaskan, teknis menggunakan aplikasi tersebut terlebih dahulu melakukan registrasi sebagai saksi atau relawan di www.apsiwatch.co.id.

Dari situlah, kata dia, relawan APSI dengan menggunakan aplikasi semacam sosial media seperi "Blackbarry Massenger" dan "Whatsapp Mesenger" maka memungkinkan sesama relawan untuk berkomunikasi secara langsung (chatting) maupun saling berbagi data suara, foto, dan video.

Menyinggung soal jumlah kebutuhan relawan dalam Pemilu pendatang, ia menjelaskan, sebanyak 600 ribu orang dengan harapan tersebar merata di seluruh TPS di Indonesia. Pendaftarannya dilakukan secara on line pada 5 Januari 2014 di ww.apsiwatch.co.id.

"APSI ini merupakan gerakan moral masyarakat Indonesia untuk mengawal pelaksanaan Pemilu jujur dan adil. Karena, APSI ini, untuk merekam berbagai bentuk kecurangan dan kejanggalan pelaksanaan Pemilu 2014," katanya.

Menurut dia, jika pemanfaatan teknologi Informasi dan komunikasi secara sehat dan cerdas untuk Pemilu yang jujur dan adil sudah seharusnya dilakukan para penyelenggara. Hal itu sangat mungkin dilakukan karena infrastruktur telekomunikasi telah menjangkau hampir seluruh pelosok desa di Indonesia.

"Kami sangat prihatin pelaksanaan Pemilu maupun Pilkada di Indonesia masih selalu diwarnai kecurangan dan politik uang," katanya.

Menurut dia, dengan kondisi tersebut tidak hanya membuat masyarakat apatis terhadap pelaksanaan Pemilu jurdil, tetapi juga menghasilkan legislatif dan eksekutif yang bukan merupakan pilihan rakyat.

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : hernawan
Copyright © ANTARA 2024