Gelar doktor kehormatan tersebut diterima Busono di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Sabtu (23/11), pada rapat terbuka senat UKSW.

Rektor Universitas Kristen Satya Wacana John A. Titaley, Th.D, dengan disaksikan senat UKSW menyematkan toga tanda gelar doktor kehormatan serta penyerahan ijazah kepada Jacobus Busono.

Hadir pada acara tersebut, mantan Presiden RI Mewagawati Soekrnoputri, Wakil Ketua DPR Pramono Anung Wibowo, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, perwakilan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi dan Ketua Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi, serta sejumlah rektor peperguruan tinggi negeri dan swasta Provinsi Jateng.

Pemberian gelar doktor honoris causa ini diberikan kepada Jacobus Busono karena kontribusinya dalam pengembangan usaha lewat inovasi secara mandiri dan positif.

"Empat dekade dari usahanya, mencerminkan kecerdikan seorang pengusaha yang berhasil dalam memadukan kreativitas, teknologi dan pengembangan usaha," kata Rektor Universitas Kristen Satya Wacana, John A. Titaley, di sela-sela sambutannya pada rapat terbuka senat UKSW di Balairung UKSW, Salatiga, di Salatiga, Sabtu.

Menurut dia, orang-orang yang kreatif seperti itu memang terbatas, terlebih lagi telah memiliki 138 paten terdaftar dan 43 paten di antaranya sudah bersertifikat.

Dengan demikian, kata dia, Dr. (HC) Jacobus Busono telah membuktikan bahwa dirinya adalah seorang intelektual yang handal, karena paten sebanyak itu barangkali tidak akan tersaingi oleh siapapun di Indonesia ini, bahkan dimungkinkan di dunia.

Berdasarkan aturan perundang-undangan, kata dia, pencapaian yang dimiliki oleh Dr. (HC) Jacobus Busono memberikan kepadanya gelar Doktor kehormatan (Dr. HC) serta sertifikat level 9 (setara Doktor).

Sesuai Peraturan Presiden RI Nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), kata dia, gelar Doktor Terapan dan Doktor adalah setara dengan Doktor (jenjang 9) sehingga Jacobus Busono mendapatkan dua gelar setara doktor hari ini (23/11).

Jacobus Busono dalam sambutannya menyampaikan, rasa syukurnya telah menerima anugerah gelar kehormatan doktor honoris causa dari UKSW.

"Ucapan terima kasih dan apresiasi yang tulus saya sampaikan kepada Bapak Rektor Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D dan seluruh civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana, yang telah memberikan gelar terhormat ini," ujarnya.

Gelar tersebut, kata dia, tidak hanya menjadi kehormatan bagi dirinya, melainkan menjadi kehormatan pula bagi keluarga besar Pura Group.

Tanpa dukungan mereka semua, kata dia, tidak mungkin penghargaan ini dapat diperoleh.

Ia berharap, gelar terhormat ini dapat memberi makna dan motivasi positif bagi saya pribadi dan seluruh keluarga besar Pura Group.

Keberhasilannya dalam pengembangan PT Pura Group yang awalnya hanya memiliki 35 pekerja, kini melonjak menjadi 12.000 orang, salah satunya ditunjang dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pembinaan karakter.

"Dari perspektif makro ekonomi dan perspektif mikro banyak pakar ekonomi menyimpulkan, bahwa salah satu penentu utama daya saing adalah kualitas SDM," ujarnya.

Dalam model ekonomi makro, kata dia, SDM dirumuskan sebagai tenaga kerja yang menjadi salah satu faktor produksi dan juga sebagai penyumbang utama total "factor productivity", melalui inovasi-inovasi dalam sistem produksi.

Sementara dalam pencarian kunci keunggulan perusahaan, dia menyimpulkan, bahwa SDM merupakan sumber keunggulan yang sejati.

Dalam pandangan pakar sumber daya manusia, setidaknya ada empat ciri sumber daya manusia unggul yang responsif terhadap tantangan global, memiliki konsep, memiliki kompetensi, kredibilitas, dan kualitas spiritual yang baik.

Presiden RI ke lima, Megawati Soekrnoputri menganggap, perjuangan yang dilakukan Dr, (HC) Jacobus Busono selama ini dalam mengembangkan usahanya termasuk ideologi penemuan.

Untuk itu, kata dia, tradisi penemuan yang sudah dikembangkan oleh Jacobus Busono ini bisa menjadi inspirasi bagi siapapun.

Apalagi, lanjut dia, bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki tadisi penemuan yang sangat kuat.

"Kulture bangsa Indonesia harus terbebas dari penjajahan yang hingga kini diakui atau tidak masih ada," ujarnya.

Hal itu, ditunjukkan dengan sikap masyarakat tidak percaya diri, tidak mau bekerja dan tidak kreatif.

"Semua itu, harus dikikis habis melalui 'nation and caracter building'," ujarnya. (Tz)

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2024