"Namun, hasil penyelidikan material di bawah permukaan bumi dengan metode geofisika aktif yang menggunakan arus listrik ini masih membutuhkan waktu untuk memastikannya," kata Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial Andi Arief kepada Antara.

Tadi, kata dia, di depan Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Dedi Kusnadi Thamim, Dr. Danny Hilman Natawidjaja yang selama dua tahun lebih melakukan survei bawah permukaan dengan berbagai teknologi modern geofisika menampilkan slide penampang geolistrik bentuk kujang horizontal , sementara di salah satu tempat objek riset ada indikasi keris vertikal.

Pada Relief Giza, bentuk Keris dan Kujang berhasil diidentifikasi oleh periset dari Inggris. Namun, kesimpulannya adalah semacam metalurgi purba sebelum relief Giza ada. "Sangat menarik, itu jadi petunjuk metalurgi sudah ada sejak lama," ujarnya.

Bagaimana bentuk kujang dan keris yang ada dalam penampang geolistrik? Inilah salah satu rahasia ilmu pengetahuan yang kita harapkan terungkap. Mengapa disebut pusaka. Mengapa pula selama ini jatuh pada pengetahuan pseudoscience (ilmu semu)?

"Mengikuti riset ini," kata Andi, "Saya sudah memiliki kesimpulan bahwa revolusi ilmu pengetahuan akan terjadi, termasuk perubahan budaya, sosial, dan ekonomi. Pemilu 2014 penting, kita wajib sukseskan. Akan tetapi, melihat melihat hasil riset Gunung Padang lebih berpeluang membuat Indonesia berubah."

Ia mengatakan bahwa Dr. Danny Hilman Natawidjaja dan tim memindai dan menganalisis selama dua tahun, kemudian minta konfirmasi Dr. Bagus Endar dan tim. Hal ini sudah dianalisis dalam filologi oleh Dr. Undang A. Darsa, dan saat ini sedang dalam penelitian intensif jika ini melambangkan satu bentuk perlambang arsitektur oleh Pon S. Purajatnika

"Jika benar filosofi bahwa 'pusaka' seperti kujang dan keris menggambarkan keluhuran sebuah dasar fundamental sistem peradaban di dua tempat berbeda dengan kehati-hatian yang cukup tinggi, pemindaian mampu mengidentifikasinya," pungkas Andi.

Pewarta : Kliwon
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024