Informasi yang dihimpun, kejadian tersebut pertama kali diketahui salah seorang warga Dusun Cinongkop RT 02 RW 05, Desa Kuta Agung, Kecamatan Dayeuhluhur, Cilacap, Rasdi pada Kamis sekitar pukul 06.00 WIB.

         Saat itu, Rasdi sedang mengecek saluran air bersih yang biasa digunakan warga.

         Akan tetapi sebelum sampai di lokasi, Rasdi mendengar harimau yang mengaum, sehingga dia langsung lari sambil berteriak ketakutan.

         Sejumlah warga yang mengetahui kejadian tersebut segera menghampiri Rasdi dan menanyakan peristiwa yang dia alami.

         Setelah mendengar cerita Rasdi, mereka pun segera mendatangi lokasi dimana auman harimau tersebut terdengar.

         Sesampainya di tempat itu, mereka mengetahui jika ada seekor macan tutul yang terjebak di antara pepohonan dengan kondisi tubuh terikat perangkap babi hutan.

         Oleh karena itu, sebagian warga melaporkan adanya macan tutul yang terjebak tersebut ke perangkat desa setempat, sedangkan warga lainnya berjaga di sekitar lokasi.

         "Perangkap babi hutan ini sebenarnya dipasang pada jarak 1 kilometer dari mata air atau sekitar 500 meter dari pemukiman warga. Jaraknya sekitar 1 kilometer dari lokasi ditemukannya macan tutul itu," kata salah seorang warga, Masruri.

         Menurut dia, perangkap babi hutan tersebut dibuat dari bekas kabel rem sepeda motor yang dibuat melingkar dengan diameter sekitar 1 meter dan selanjutnya diperkuat dengan kabel yang diikatkan pada patok yang ditancapkan ke tanah.

         Ia mengatakan bahwa perangkap tersebut dipasang pada jalur yang biasa dilewati kawanan babi hutan saat hendak menjarah kebun warga.

         Dengan demikian jika ada babi hutan yang lewat, kata dia, secara otomatis tubuh binatang itu akan terikat oleh perangkap tersebut.

         "Macan tutul itu terikat di perut. Saking kuatnya dia mencoba melepaskan diri, patok penahan perangkap itu lepas sehingga dia bisa lari sampai ke mata air, hingga akhirnya patok itu terikat di pohon," katanya.

         Sementara itu, Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (Asper BKPH) Wanareja, Suratman mengatakan bahwa pihaknya langsung mendatangi lokasi setelah mendapat laporan mengenai macan tutul yang terjebak perangkap babi hutan.

         "Harimau tersebut terjebak perangkap babi hutan yang dipasang warga. Kebun-kebun di wilayah itu memang banyak diserang babi hutan," katanya.

         Lebih lanjut, dia memperkirakan bahwa macan tersebut berasal dari petak 28A yang merupakan kawasan hutan alam dan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

         Berdasarkan pengamatan, kata dia, di dalam hutan alam yang masih rimbun dan jarang dijamah manusia tersebut masih terdapat macan tutul.

         "Dari pengamatan kami, sebenarnya masih ada macan-macan seperti tetapi tidak banyak. Ujung hutan itu berbatasan dengan Kuningan dan jarang didatangi warga karena masih terkesan angker," katanya.

         Menurut dia, pihaknya pun segera melaporkan temuan macan tutul itu ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Seksi Konservasi Wilayah II di Cilacap.

         Koordinator Polisi Hutan BKSDA Jateng Wilayah Konservasi II, Rahmat Hidayat mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu  kedatangan tim dari Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas (TRMS) Banjarnegara, Jawa Tengah.

         "Rencananya macan tutul tersebut akan diobati sebelum dibawa ke tempat konservasi di Serulingmas," katanya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2024