Menurut salah seorang warga desa setempat, Martini (50), Kamis, ambrolnya talud sungai tersebut terjadi setelah daerah setempat turun hujan selama beberapa hari.
"Ambrolnya talud tersebut, tidak hanya karena ada air yang masuk di sela-sela tembok talud, melainkan fondasi bagian bawah yang berada di bibir sungai juga tergerus air sungai," kata Martini yang kebetulan tempat tinggalnya berada di dekat talud ambrol tersebut.
Peristiwa ambrolnya talud tersebut diperkirakan terjadi pada pukul 02.00 WIB.
Kasus serupa, katanya, pernah terjadi pada 2007 yang mengakibatkan separuh badan jalan longsor sehingga warga tidak bisa melintasi jalan desa setempat.
Jalan desa tersebut, katanya, menghubungkan dengan warga yang berada di dukuh lain, seperti Dukuh Pondok dan Bendan.
Atas peristiwa tersebut, katanya, instansi terkait langsung memasang pagar sementara serta membuat pembatas untuk mencegah air mengalir ke talud yang ambrol tersebut agar kondisinya tidak semakin parah.
Camat Bae Mashudi mengakui, talud tersebut memang perlu perbaikan segera agar tidak semakin parah karena bisa mengancam jalan desa setempat ikut tergerus air hujan.