Berdasarkan keterangan yang dihimpun di lokasi kejadian, Selasa, menyebutkan insiden yang terjadi sekitar pukul 11.30 WIB tersebut juga mengakibatkan dua korban lainnya menderita luka, yakni Subairi dan Supardi yang membantu mendirikan tiang antene berbahan batang bambu yang masih basah.
Akbar yang setiap harinya berjualan satai ayam beserta istrinya tinggal di sebuah rumah kontrakan berukuran sekitar dua kali empat meter.
"Kami bertiga mencoba mendirikan tiang antena di samping rumah kontrakan Akbar, saat batang bambu berdiri tiba-tiba ada strum dan kami terpental," kata Subairi yang masih bersaudara dengan Akbar.
Ia mengatakan sebenarnya tiang antena belum menyentuh kabel jaringan listrik yang ada di atas rumah tersebut, tetapi tiba-tiba ada aliran listrik.
Seorang saksi mata warga Bumen, Asrori, mengatakan, saat mereka mendirikan antene tiba-tiba ada suara ledakan dan mereka terlempar.
"Kami tidak langsung mendekat karena khawatir ikut terkena setrum, kemudian sejumlah pamong desa keluar dari balai desa dan menolongnya," katanya.
Para korban kemudian dibawa ke RS Gunungsawo. Kondisi tubuh Akbar gosong, sedangkan Subairi dan Supardi luka-luka di bagian kaki.
Jenazah korban disemayamkan di Gedung PKK yang berada di sebelah rumah kontrakan Akbar. Keluarga korban dan masyarakat setempat berdatangan melayat ke tempat tersebut.