Para penumpang terdiri atas "niogo" (penabuh gamelan) dan tiga dalang tersebut sehabis pentas di Parakan, Kabupaten Temanggung, selama dua hari dua malam.

Akibat kecelakaan tersebut bus warna hijau dengan nomor polisi AB 7346 CD sebagian besar kaca pecah.

Sopir bus Sardi (54) menuturkan sebenarnya bus melaju dengan kecepatan sedang, tiba-tiba mobil oleng dan terguling di jalan raya.

Seorang saksi mata penumpang mobil kijang yang berada di belakang bus yang juga rombongan kesenian wayang kulit tersebut, Sri Suyanti, menuturkan bus berjalan kencang dari arah Magelang Menuju Yogyakarta, tiba-tiba di lokasi kejadian bus oleng dan terguling.

"Bus kelihatan seperti terangkat kemudian terguling," katanya.

Ia mengatakan bus tersebut membawa belasan niogo dan tiga dalang, yakni Hadi Carito dan dua anaknya Mujiono dan Heri Triyantoro.

Hadi Carito menuturkan saat kejadian hampir semua penumpang tertidur karena habis pentas wayang kulit.

"Waktu itu saya juga tidur dan tidak tahu persis kejadiannya, tiba-tiba terdengar suara keras dan tubuh saya tidak di tempat duduk lagi," katanya.
Kasi Pelayanan Medis RSUD Muntilan, Kabupaten Magelang, Ana Rohana, menyebutkan dari 20 korban, tujuh orang harus dirawat di rumah sakit karena mengalami cedera kepala ringan (CKR), dua orang menolak menjalani perawatan di rumah sakit meskipun juga CKR, 10 orang rawat jalan, dan satu orang masih menjalani opservasi.

"Kebanyakan mereka mengalami cedera ringan, dari tujuh korban yang menjalani perawatan di RS, mereka CKR dan lima di antaranya juga luka robek," katanya.

Untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut, sopir bus dimintai keterangan di Pos Lantas Muntilan.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024