Manajer Tim Atletik Jawa Tengah Joko PA di Pekanbaru, Kamis, mengatakan, hari ini Jateng berharap bisa mendapatkan dua medali emas dari nomor lari 1.500 meter dan lempar lembing putra.

Kemudian pada Jumat (14/9) berharap dua emas lagi dari nomor lari 10 ribu meter putra dan putri.

"Jika kita bisa mendapat tambahan empat emas lagi, tentunya target Jateng di cabang olahraga atletik terpenuhi, yaitu delapan emas," katanya.

Pada nomor lari 1.500 meter, kata Joko yang juga Sekum Pengprov PASI Jateng, daerahnya mengandalkan pada pelari nasional Agus Prayogo, sedangkan pada lempar lembing berharap pada atlet Rusmanto yang juga atlet nasional.

Kemudian pada nomor lari 10 ribu meter putri, lanjut dia, Jateng berharap pada peraih tiga medali emas SEA Games 2011 Triyaningsih, sedangkan untuk putra berharap pada peraih dua emas SEA Games 2011, Agus Prayogo.

"Coba kalau target yang dibebankan kepada Suryo Agung tidak meleset, tentunya kita bisa meraih emas lagi lebih banyak. Tetapi kita juga bisa memahami kondisi Suryo yang mengalami cedera," katanya.

Peraih dua medali emas SEA Games 2009 Laos, Suryo Agung Wibowo gagal meraih medali setelah pada nomor andalannya lari 100 meter yang dimainkan Rabu (12/9), gagal melangkah ke babak final karena hanya menempati urutan kesembilan.

Sampai hari ketiga pelaksanaan cabang olahraga atletik pesta olahraga multievent empat tahunan di Riau ini, Jateng sudah mengumpulkan empat medali emas dan dua medali perak.

Empat emas tersebut didapat dari lari 5.000 meter putra (Agus Prayogo), lari 5.000 meter putri (Agus Prayogo), lempar cakram putri (Dwi Ratnawati), dan tolak peluru putra (Kresna Wahyu).

Kemudian dua medali perak direbut dari lempar lembing putri (Dian Kartika) dan tolak peluru putra (Yuaris Diyanto).

Sebenarnya Jateng juga memiliki peluang meraih emas pada nomor tolak peluru putri atas nama Dwi Ratnawati tetapi yang bersangkutan tidak berani menjanjikan emas.

"Kalau emas, saya tidak berjanji karena pesaingnya berat terutama datang dari Ekky Febri (Jabar) dan Dewi Lentari (Nusa Tenggara Barat)," kata Dwi Ratnawati.

Pewarta : Hernawan Wahyudono
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024