"Konsep double skin merupakan teknologi yang memungkinkan suatu gedung dapat menghemat energi hingga 30 persen karena lebih memaksimalkan penggunaan cahaya matahari, cahaya alami," kata Budiman dalam acara press briefing Universitas Multimedia Nusantara (UMN) di Jakarta, Kamis.

Konsep double skin adalah membuat kulit luar gedung menjadi dua lapis, di mana lapisan pertama terbuat dari lembaran alumunium yang diberi lubang-lubang sebanyak 50 persen, sehingga mampu mengontrol intensitas cahaya matahari yang masuk.

Desain pembangunan gedung dengan konsep "double skin", lanjut Budiman, diawali dengan menentukan orientasi massa bangunan yang memperhatikan arah sinar matahari sehingga mengurangi terik cahaya dan panas matahari.

"Untuk mengurangi panas dan terik matahari, digunakan konsep double skin sehingga mampu mereduksi panas matahari langsung," kata Budiman.

Ia menuturkan maksud dari konsep double skin adalah membuat kulit luar gedung menjadi dua lapis, dimana lapisan pertama terbuat dari lembaran alumunium yang diberi lubang-lubang sebanyak 50 persen, sehingga mampu mengontrol intensitas cahaya matahari yang masuk.

"Sementara untuk lapisan kedua menggunakan jendela kaca clear yang dapat dibuka-tutup sesuai kebutuhan, atau biasa disebut cross ventilation," ujar Budiman.

Budiman mengungkapkan bangunan pertama di Indonesia yang menggunakan konsep tersebut adalah gedung perkuliahan `New Media Tower` yang terletak di kampus UMN di Serpong, Tangerang, Banten.

"UMN merupakan pionir dalam penerapan konsep double skin. Konsep ini dapat memberikan penerangan yang optimal terhadap ruang-ruang kelas yang ada di dalam gedung tersebut," ungkapnya.

Sebagai informasi, New Media Tower merupakan salah satu dari rencana enam bangunan hemat energi (energy saving building) yang akan dibangun oleh UMN. Saat ini gedung New Media Tower telah berdiri dan rencananya akan diresmikan pada Sabtu (8/9).

Pewarta : -
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024