"Kami terpaksa menghentikan kegiatan kami untuk memberikan bantuan gizi kepada Korea Utara," kata Peter Lavoy, yang bertindak sebagai asisten menteri pertahanan untuk urusan keamanan Asia dan Pasifik, seperti yang dikutip dari Xinhua.

Amerika Serikat percaya bahwa pengumuman Korea Utara mengenai peluncuran satelit "mencerminkan kurangnya keinginan negara itu untuk menindaklanjuti komitmen internasional mereka," kata Lavoy kepada Komite Dewan Perwakilan bidang Layanan Bersenjata dalam dengar pendapat tentang keamanan di Semenanjung Korea.

"Kecurigaan kami tentang Korea Utara menggunakan perayaan tahun ini untuk meningkatkan program rudalnya dikonfirmasi ketika Korea Utara mengumumkan pada 16 Maret bahwa pihaknya berencana untuk melakukan peluncuran rudal antara 12 dan 16 April," tegasnya.

Ia menyebut peluncuran yang direncanakan itu "sangat provokatif karena memanifestasikan keinginan Korea Utara untuk menguji dan memperluas jarak jauh kemampuan rudalnya."

Pejabat Pentagon menyatakan penyesalannya mengenai penangguhan bantuan pangan itu, dan berkata: "Mengapa kita tidak memberikan bantuan pangan pada saat ini karena kepercayaan kami pada kemampuan mereka untuk memenuhi perjanjian mereka telah berkurang. Kami tidak menggunakannya sebagai tuas untuk mengubah kebijakan mereka."

Di bawah kesepakatan yang dicapai pada akhir Februari, Korea Utara setuju untuk menghentikan pengayaan uranium, uji coba nuklir dan uji tembak rudal jarak jauh dan mengizinkan inspektur PBB untuk kembali ke negara itu.

Sebagai imbalannya, Amerika Serikat setuju untuk memberikan kepada Korea Utara 240.000 ton bantuan pangan bergizi.

Kedua pihak bertemu pada awal bulan ini di Beijing untuk membahas rincian program.

Pewarta : -
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024