Korban bernama Kaleb Muller (22) mengalami luka kedua kakinya hingga sepatu yang ia gunakan hancur.
"Tadi saya sedang tunggu teman karena saya pikir unjukrasa sudah hampir selesai. Eh, kenapa kacau lalu polisi menembak gas air mata pas meledak di kaki saya," kata Kaleb.
Korban kini dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah.
Untuk mengobati luka di kaki korban, petugas medis terpaksa menggunting celana panjang yang dipakai korban.
Petugas medis di rumah sakit itu mengatakan di kaki korban terdapat benda yang tidak diketahui jenisnya. Benda tersebut sudah dilepas, namun sudah diambil petugas kepolisian untuk dijadikan barang bukti.
Sementara Kaleb mengatakan, benda tersebut kemungkinan serpihan gas air mata yang meledak pas di kakinya.
Bentrok antarmahasiswa dan aparat kepolisian terjadi di Jalan Samratulangi Palu, tepat di depan gedung DPRD, saat mahasiswa sudah beranjak pulang. Namun saat mereka melintas di depan polisi yang berjaga di depan pintu masuk pagar DPRD, tiba-tiba terjadi pelemparan ke arah polisi.
Polisi akhirnya membubarkan paksa pengunjuk rasa dengan menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa hingga akhirnya mahasiswa berhamburan mengamankan diri.
Belasan mahasiswa diamankan di Mapolda Sulawesi Tengah namun dilepas kembali setelah dimintai keterangan. Identitas mereka juga dicatat.
Bentrokan yang terjadi sekitar pukul 12.00 WITA tersebut merupakan bentrok kedua setelah beberapa saat sebelumnya juga terjadi bentrok serupa.
Pada bentrokan pertama dua wartawan terkena lemparan batu dan kayu, masing-masing Mohammad Hamzah alias Nanang dari Harian Media Alkhairaat dan kamerawan TVRI Sulteng Hendra.
Nanang luka di bagian bibir, sementara Hendra memar di bagian belakang karena terkena batu hingga ia pingsan.