"Untuk saat ini, kami hanya mengandalkan tim putra yaitu Alex Tatontos dan Julio Bria," kata Junusul.

Alex Tatontos (32) akan turun di kelas menengah 75kg, sementara Julio Bria (23) akan bermain di kelas terbang 52kg.

Sebelumnya, PP Pertina memasukkan dua nama petinju putri ke pelatnas di Denpasar, Bali. Mereka adalah Irene Sasihiang dan Ni Luh Yeni.

Menurut Junusul, Irene Sasihiang batal dipersiapkan untuk Olimpiade London karena dia sempat absen dalam sesi pelatihan. Perilaku tersebut, bagi Junusul, dianggap sebagai sikap yang tidak profesional.

Sementara Ni Luh Yeni, yang bertarung di kelas bulu, semula akan dipersiapkan untuk dinaikkan berat badannya agar dapat bertanding di kelas ringan 60kg.

"Kenaikan berat badan bagi Yeni tidak dapat dipaksakan karena tinggi badannya tidak proporsional kalau dinaikkan jadi 60kg. Yeni memiliki tinggi badan 164cm dengan berat 57kg," kata Junusul.

Namun demikian, PP Pertina masih menaruh harapan untuk dapat menambah atlet tinju guna merebut tiket Olimpiade London, yang akan berlangsung pada 27 Juli hinga 12 Agustus.

"Harapan kami adalah di turnamen Wapres Cup. Kejuaraan itu akan menjadi kualifikasi terakhir," kata Junusul.

Untuk merebut tiket ke Olimpiade itu, Alex dan Julio akan bertanding di kejuaraan tinju untuk wilayah Asia yang digelar di Astana, Kazakhstan. pada 4-13 April.

Di kejuaraan Kazakhstan itu, Julio akan turun di kelas yang sama yaitu kelas terbang. Sementara Alex akan bertanding di kelas welter, dengan berat badan petinju maksimal 69kg.

Sementara itu, pelatih tim tinju Olimpiade Adi Swandana mengatakan bahwa pelatihan bagi Alex dan Julio lebih diutamakan pada kecepatan dan kekuatan pukulan, serta kelincahan kaki.

Adi menambahkan bahwa Alex memiliki kekurangan di kelincahan kaki, namun hal itu hingga sejauh ini masih dapat diatasi dengan baik.

Pewarta : -
Editor :
Copyright © ANTARA 2024