Cilacap (ANTARA) - Penjabat Bupati Cilacap Muhammad Arief Irwanto menilai kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) yang diselenggarakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dapat menginisiasi perubahan pola pikir nelayan terkait dengan penggunaan informasi prakiraan cuaca.

"Kegiatan ini sangat baik, terutama menginisiasi perubahan mindset dari para nelayan berkaitan dengan penggunaan prakiraan cuaca itu penting bagi pekerjaan atau profesi mereka, terutama berkaitan dengan aspek melaut mencari ikan," katanya setelah membuka kegiatan SLCN Ke-2 Tahun 2024 Kabupaten Cilacap yang diselenggarakan BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap di Gedung Dwijaloka, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis.

Ia mengakui tujuan utama nelayan melaut adalah mencari ikan, tetapi harus ada kompetensi tambahan atau ilmu tentang cuaca.

Oleh karena itu, kata dia, SLCN sangat baik bagi para nelayan di sektor perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.

"Sekolah lapang cuaca ini bisa memberikan informasi berkaitan dengan cuaca, iklim, mungkin dengan geofisika, dan lain-lain. Tetapi kalau ini berkaitan dengan sekolah lapang yang khusus bagi nelayan, bagaimana kemudian itu bisa mempengaruhi mereka, memperbaiki mereka, punya kualitas, dan mengurangi kecelakaan laut, kemudian bisa mempertahankan ketahanan pangan, itu yang paling penting," katanya.

Terkait dengan aspek aktivitas nelayan, dia mengatakan Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Dinas Perikanan setempat membantu menyosialisasikan informasi prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG kepada para nelayan.

"Kemudian bagaimana proses ini bisa diakses oleh semua nelayan dan petani. Jadi, kita berkontribusi juga kepada camatnya, lingkungan, himpunan nelayannya, dan lain-lain, semua bisa kita dorong penyebarluasannya," kata dia.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah II Hartanto mengatakan sekolah lapang cuaca merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat khususnya nelayan terkait dengan kondisi cuaca atau iklim yang banyak ketidakpastian.

"BMKG memiliki dan mengeluarkan informasi secara rutin mengenai informasi-informasi yang berkaitan dengan iklim maupun cuaca di perairan. Tetapi itu tidak cukup, sehingga perlu penyampaian kepada masyarakat dan para peserta Sekolah Lapang Cuaca Nelayan ini juga mempunyai kewajiban menyebarluaskan kepada orang lain yang terdekat dengan yang bersangkutan," katanya.

Dalam sambutan yang disampaikan secara daring, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan Cilacap memiliki produk perikanan yang cukup potensial.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya ingin memberikan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi kepada nelayan di Cilacap.

"Teknologi pengolahan informasi cuaca, cukup memadai. Namun, untuk bagaimana nelayan mengubah mindset dari sebelumnya mencari ikan yang belum diketahui lokasinya, diubah menjadi menangkap ikan," katanya.

Terkait dengan hal itu, dia mengatakan saat ini telah ada aplikasi Indonesia Weather Information for Shipping (INAWIS) yang dibuat oleh BMKG untuk menginformasikan kepada nelayan mengenai daerah tangkapan ikan.

Salah seorang peserta SLCN Ke-2 Tahun 2024, Miswadi (55) mengaku bersyukur karena dapat mengikuti kegiatan tersebut, sehingga bisa menambah pengetahuan tentang cuaca.

"Sangat bagus, karena kami diajarkan tentang cara membaca data informasi prakiraan cuaca seperti angin dan tinggi gelombang. Kalau dulu, kami mengandalkan titen (yang berkaitan dengan kearifan lokal)," kata dia yang berasal dari Kelompok Nelayan Pandanarang, Pantai Teluk Penyu, Cilacap.

Baca juga: BMKG selenggarakan pembekalan SLCN nelayan Kabupaten Batang


Pewarta : Sumarwoto
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024