Semarang (ANTARA) - Sekolah Alam Ar-Ridho Semarang menggelar Festival Belajar Bersama Alam dan Kehidupan (BBA-BBK) sebagai evaluasi hasil pembelajaran dengan menampilkan hasil karya siswa hingga diskusi dengan mengundang orang tua siswa.
Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho Semarang Mia Inayati Rahmania, di Semarang, mengatakan bahwa pihaknya ingin menyampaikan progres program belajar bersama alam dan kehidupan kepada wali murid.
"Kami ingin orang tua mengetahui gambaran utuh metode pembelajaran yang kami terapkan. Karena ini cuma ada di sekolah alam," katanya.
Ia menjelaskan bahwa Sekolah Alam Ar-Ridho Semarang melayani pendidikan jenjang taman kanak-kanak, sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), hingga sekolah menengah atas (SMA) sederajat.
Setiap jenjang pendidikan, kata dia, memiliki karakteristik tersendiri, yakni TK dan SD dengan metode yang bermain dan menyenangkan melalui berbagai proyek BBA, seperti menanam dan memelihara tanaman di demplot.
"Pada jenjang SMP mulai belajar bersama kehidupan (BBK). Tidak menanam di bedeng (demplot) lagi, tetapi melihat potensi sekolah," katanya.
Kemudian, kata dia, jenjang Sekolah Muda Mandiri (SMM) atau setingkat SMA lebih mengasah bakat sesuai dengan potensi dan ketertarikan masing-masing siswa.
Ia mencontohkan siswa yang memiliki bakat memasak, seni musik, videografi, dan sebagainya akan diarahkan guru dengan melihat literasi yang dibutuhkan anak-anak.
BBA dan BBK di Sekolah Alam Ar-Ridho, kata dia, menggunakan pendekatan 7C (character, creativity, critical thinking, communication, collaboration, confidence, compasion) yang di sesuaikan dengan jenjang usia atau kelas anak.
Keduanya, yakni BBA dan BBK menggunakan pendekatan pembelajaran yang sangat dekat dengan alam dan kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk mengembangkan siswa menjadi individu yang dapat berfikir kritis, mandiri, kreatif, dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
"Nah, ini (Festival BBA-BBK, red.) adalah puncaknya dari rangkaian belajar. Kami menyampaikan progres program belajar bersama alam dan lingkungan dalam bentuk lebih lengkap, seperti pameran foto karya anak, pameran karya, dan sebagainya," katanya.
Menurut dia, festival tersebut merupakan agenda tiap tahun Sekolah Alam Ar Ridho yang semula bernama "science fair" dengan membuat percobaan kecil-kecilan karya peserta didik.
"Kalau Festival BBA-BBK ini baru dua kali, dua tahun ini. Tahun sebelumnya masih 'BBA Fair'," katanya.
Sekolah Alam Ar-Ridho memiliki siswa jenjang TK sebanyak 100 orang, SD sekitar 440 orang, SMP sebanyak 87 orang, dan SMN atau setingkat SMA sebanyak 19 orang.
Direktur Sekolah Alam Ar-Ridho Semarang Mia Inayati Rahmania, di Semarang, mengatakan bahwa pihaknya ingin menyampaikan progres program belajar bersama alam dan kehidupan kepada wali murid.
"Kami ingin orang tua mengetahui gambaran utuh metode pembelajaran yang kami terapkan. Karena ini cuma ada di sekolah alam," katanya.
Ia menjelaskan bahwa Sekolah Alam Ar-Ridho Semarang melayani pendidikan jenjang taman kanak-kanak, sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), hingga sekolah menengah atas (SMA) sederajat.
Setiap jenjang pendidikan, kata dia, memiliki karakteristik tersendiri, yakni TK dan SD dengan metode yang bermain dan menyenangkan melalui berbagai proyek BBA, seperti menanam dan memelihara tanaman di demplot.
"Pada jenjang SMP mulai belajar bersama kehidupan (BBK). Tidak menanam di bedeng (demplot) lagi, tetapi melihat potensi sekolah," katanya.
Kemudian, kata dia, jenjang Sekolah Muda Mandiri (SMM) atau setingkat SMA lebih mengasah bakat sesuai dengan potensi dan ketertarikan masing-masing siswa.
Ia mencontohkan siswa yang memiliki bakat memasak, seni musik, videografi, dan sebagainya akan diarahkan guru dengan melihat literasi yang dibutuhkan anak-anak.
BBA dan BBK di Sekolah Alam Ar-Ridho, kata dia, menggunakan pendekatan 7C (character, creativity, critical thinking, communication, collaboration, confidence, compasion) yang di sesuaikan dengan jenjang usia atau kelas anak.
Keduanya, yakni BBA dan BBK menggunakan pendekatan pembelajaran yang sangat dekat dengan alam dan kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk mengembangkan siswa menjadi individu yang dapat berfikir kritis, mandiri, kreatif, dan memiliki kepedulian terhadap lingkungan.
"Nah, ini (Festival BBA-BBK, red.) adalah puncaknya dari rangkaian belajar. Kami menyampaikan progres program belajar bersama alam dan lingkungan dalam bentuk lebih lengkap, seperti pameran foto karya anak, pameran karya, dan sebagainya," katanya.
Menurut dia, festival tersebut merupakan agenda tiap tahun Sekolah Alam Ar Ridho yang semula bernama "science fair" dengan membuat percobaan kecil-kecilan karya peserta didik.
"Kalau Festival BBA-BBK ini baru dua kali, dua tahun ini. Tahun sebelumnya masih 'BBA Fair'," katanya.
Sekolah Alam Ar-Ridho memiliki siswa jenjang TK sebanyak 100 orang, SD sekitar 440 orang, SMP sebanyak 87 orang, dan SMN atau setingkat SMA sebanyak 19 orang.