Solo (ANTARA) - Konferensi Perpustakaan Hijau Indonesia yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional RI bekerjasama dengan UNS memunculkan sejumlah rekomendasi.
Ketua panitia acara Achmad Nur Chamdi di Solo, Jawa Tengah, Senin mengatakan salah satu rekomendasinya adalah mengupayakan keikutsertaan dan keterlibatan relawan maupun masyarakat untuk mendukung pemberdayaan masyarakat melalui pembangunan perpustakaan hijau di lingkup yang lebih kecil.
"Hingga ke tingkat RT/RW atau komunitas masyarakat," katanya.
Ia mengatakan rekomendasi lain adalah pemberian penghargaan untuk perpustakaan yang sudah menerapkan konsep green library atau perpustakaan hijau dengan indikator yang telah ditetapkan.
"Selain itu juga diusulkan untuk membuat kepengurusan asosiasi di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota jika diperlukan, dengan catatan eksistensi kepengurusan di tingkat pusat sudah berjalan dengan baik," katanya.
Selain itu, dikatakannya, organisasi Asosiasi Penggerak Perpustakaan dan Literasi Hijau Indonesia (APPeL Hijau Indonesia) diharapkan bisa menjalin kolaborasi dengan pemerintah.
"Seperti Kementerian Lingkungan Hidup RI agar dapat disiapkan alokasi mata anggaran khusus terkait dengan pengembangan green library, juga berkolaborasi dengan pihak LSM dan swasta melalui pendanaan CSR," katanya.
Selain itu, juga perlunya menjalin kolaborasi dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas RI terkait dengan penerapan pembangunan berkelanjutan melalui pengembangan perpustakaan hijau berbasis implementasi 17 point SDG's.
Selain bekerja sama dengan Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, konferensi tersebut juga bekerja sama dengan Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (KAUNSOED) Wilayah Solo Raya dan Perhimpunan Ilmuwan Sosial Ekonomi Peternakan Indonesia (PERSEPSI) Komda Solo Raya.
Sementara itu, diselenggarakannya Konferensi Perpustakaan Hijau Indonesia (KPHI) ke-1 tahun 2024 tersebut diharapkan menjadi sarana berbagi pengalaman, pengetahuan, saran, dan rumusan mengenai implementasi, pemanfaatan, transformasi, dan peran perpustakaan hijau dalam mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis implementasi SDG's.
Baca juga: Pemkot Surakarta gelar monitoring gugus tugas Kota Layak Anak di Solo
Ketua panitia acara Achmad Nur Chamdi di Solo, Jawa Tengah, Senin mengatakan salah satu rekomendasinya adalah mengupayakan keikutsertaan dan keterlibatan relawan maupun masyarakat untuk mendukung pemberdayaan masyarakat melalui pembangunan perpustakaan hijau di lingkup yang lebih kecil.
"Hingga ke tingkat RT/RW atau komunitas masyarakat," katanya.
Ia mengatakan rekomendasi lain adalah pemberian penghargaan untuk perpustakaan yang sudah menerapkan konsep green library atau perpustakaan hijau dengan indikator yang telah ditetapkan.
"Selain itu juga diusulkan untuk membuat kepengurusan asosiasi di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota jika diperlukan, dengan catatan eksistensi kepengurusan di tingkat pusat sudah berjalan dengan baik," katanya.
Selain itu, dikatakannya, organisasi Asosiasi Penggerak Perpustakaan dan Literasi Hijau Indonesia (APPeL Hijau Indonesia) diharapkan bisa menjalin kolaborasi dengan pemerintah.
"Seperti Kementerian Lingkungan Hidup RI agar dapat disiapkan alokasi mata anggaran khusus terkait dengan pengembangan green library, juga berkolaborasi dengan pihak LSM dan swasta melalui pendanaan CSR," katanya.
Selain itu, juga perlunya menjalin kolaborasi dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas RI terkait dengan penerapan pembangunan berkelanjutan melalui pengembangan perpustakaan hijau berbasis implementasi 17 point SDG's.
Selain bekerja sama dengan Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, konferensi tersebut juga bekerja sama dengan Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (KAUNSOED) Wilayah Solo Raya dan Perhimpunan Ilmuwan Sosial Ekonomi Peternakan Indonesia (PERSEPSI) Komda Solo Raya.
Sementara itu, diselenggarakannya Konferensi Perpustakaan Hijau Indonesia (KPHI) ke-1 tahun 2024 tersebut diharapkan menjadi sarana berbagi pengalaman, pengetahuan, saran, dan rumusan mengenai implementasi, pemanfaatan, transformasi, dan peran perpustakaan hijau dalam mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis implementasi SDG's.
Baca juga: Pemkot Surakarta gelar monitoring gugus tugas Kota Layak Anak di Solo