Solo (ANTARA) - Liga Indonesia menargetkan dapat mencetak pemain muda berkualitas sehingga bisa masuk baik ke tim nasional maupun berprestasi hingga ke luar negeri.
"Liga Indonesia punya tiga produk, Liga 1, Liga 2, dan EPA (Elite Pro Academy)," kata Direktur Keuangan PT Liga Baru Indonesia Sadikin Aksa pada kegiatan Liga Indonesia Goes To Campus di UNS Solo, Jawa Tengah, Selasa.
Ia mengatakan melalui kompetisi tersebut diharapkan dapat muncul pemain muda yang berkualitas.
"Kami menargetkan bisa mencetak pemain muda yang berkualitas. Kami nggak mau nanti sedikit-sedikit naturalisasi," katanya.
Oleh karena itu, menurut dia perlu dilakukan persiapan sejak saat ini sehingga 5-6 tahun ke depan dapat muncul pemain muda unggulan yang lahir dari Liga Indonesia.
"Pemain asli Indonesia," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, masih banyak orang yang belum paham tentang sepak bola. Oleh karena itu, melalui kegiatan tersebut pihaknya memberikan penjelasan yang lebih terperinci soal sepak bola.
"Kami ingin datang ke kampus, menjelaskan gaji pemain lebih besar dari direktur. Kami dengan BRI kerja sama meningkatkan industri sepak bola di tanah air," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Executive Committee PPSI Muhammad Sungkar mengatakan PSSI menjalin kerja sama dengan liga untuk meningkatkan level permainan sepak bola di dalam negeri.
"Meningkatkan level di ASEAN maupun Asia karena peringkat kita masih rendah," katanya.
Sedangkan mengenai program naturalisasi, dikatakannya, tidak lepas dari target PSSI agar Timnas Indonesia berhasil lolos ke piala dunia melalui jalur kualifikasi.
"Meski demikian, dengan standar pemain di liga kami masih pesimistis, namun kami tetap develop pemain liga," katanya.
Ia berharap pada lima tahun mendatang program naturalisasi dapat diminimalisasi.
"Timnas U-17 dan U-20 merupakan produk dari liga. Ini hasil dari Elite Pro Academy dari setelah enam tahun kami gelar," katanya.
Terkait dengan keterlibatan BRI, Regional Funding Transaction Head RO Yogyakarta M Fendi Maulana mengatakan bank tersebut memiliki kepedulian tinggi terhadap anak muda.
"Kami sangat antusias bergabung di liga satu. Yang kami sasar adalah dua value, ekonomi value, di mana di situ ada pertandingan sepak bola, melibatkan banyak orang dan ada perputaran bisnis di situ dan kedua social value," katanya.
Ia mengatakan dari sisi nilai ekonomi pada penyelenggaraan BRI Liga 1 dalam satu musim menghasilkan perputaran uang sebesar Rp10,5 triliun. Dari total perputaran uang ini, Rp5,9 triliun di antaranya merupakan kontribusi PDB.
"Jadi Rp5,9 triliun ini dinikmati oleh masyarakat yang terlibat di situ. UMKM saja perputarannya mencapai Rp2,2 triliun," katanya.
Dengan total pendapatan tersebut, Liga 1 bisa memberikan sumbangan terhadap pendapatan pajak hingga Rp886 miliar.
Baca juga: Jokowi sebut Solo perlu lebih konsentrasi dalam penataan SDM
"Liga Indonesia punya tiga produk, Liga 1, Liga 2, dan EPA (Elite Pro Academy)," kata Direktur Keuangan PT Liga Baru Indonesia Sadikin Aksa pada kegiatan Liga Indonesia Goes To Campus di UNS Solo, Jawa Tengah, Selasa.
Ia mengatakan melalui kompetisi tersebut diharapkan dapat muncul pemain muda yang berkualitas.
"Kami menargetkan bisa mencetak pemain muda yang berkualitas. Kami nggak mau nanti sedikit-sedikit naturalisasi," katanya.
Oleh karena itu, menurut dia perlu dilakukan persiapan sejak saat ini sehingga 5-6 tahun ke depan dapat muncul pemain muda unggulan yang lahir dari Liga Indonesia.
"Pemain asli Indonesia," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, masih banyak orang yang belum paham tentang sepak bola. Oleh karena itu, melalui kegiatan tersebut pihaknya memberikan penjelasan yang lebih terperinci soal sepak bola.
"Kami ingin datang ke kampus, menjelaskan gaji pemain lebih besar dari direktur. Kami dengan BRI kerja sama meningkatkan industri sepak bola di tanah air," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Executive Committee PPSI Muhammad Sungkar mengatakan PSSI menjalin kerja sama dengan liga untuk meningkatkan level permainan sepak bola di dalam negeri.
"Meningkatkan level di ASEAN maupun Asia karena peringkat kita masih rendah," katanya.
Sedangkan mengenai program naturalisasi, dikatakannya, tidak lepas dari target PSSI agar Timnas Indonesia berhasil lolos ke piala dunia melalui jalur kualifikasi.
"Meski demikian, dengan standar pemain di liga kami masih pesimistis, namun kami tetap develop pemain liga," katanya.
Ia berharap pada lima tahun mendatang program naturalisasi dapat diminimalisasi.
"Timnas U-17 dan U-20 merupakan produk dari liga. Ini hasil dari Elite Pro Academy dari setelah enam tahun kami gelar," katanya.
Terkait dengan keterlibatan BRI, Regional Funding Transaction Head RO Yogyakarta M Fendi Maulana mengatakan bank tersebut memiliki kepedulian tinggi terhadap anak muda.
"Kami sangat antusias bergabung di liga satu. Yang kami sasar adalah dua value, ekonomi value, di mana di situ ada pertandingan sepak bola, melibatkan banyak orang dan ada perputaran bisnis di situ dan kedua social value," katanya.
Ia mengatakan dari sisi nilai ekonomi pada penyelenggaraan BRI Liga 1 dalam satu musim menghasilkan perputaran uang sebesar Rp10,5 triliun. Dari total perputaran uang ini, Rp5,9 triliun di antaranya merupakan kontribusi PDB.
"Jadi Rp5,9 triliun ini dinikmati oleh masyarakat yang terlibat di situ. UMKM saja perputarannya mencapai Rp2,2 triliun," katanya.
Dengan total pendapatan tersebut, Liga 1 bisa memberikan sumbangan terhadap pendapatan pajak hingga Rp886 miliar.
Baca juga: Jokowi sebut Solo perlu lebih konsentrasi dalam penataan SDM