Solo (ANTARA) - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo siap siaga menghadapi musim penghujan kali ini dengan memastikan beberapa alat berat untuk meminimalisasi risiko bencana.
"Kita sedang memasuki musim penghujan di November ini. Kami tadi sudah dapat laporan siap semua," kata Kepala BBWS Bengawan Solo Maryadi Utama usai apel kesiapsiagaan di Solo, Jawa Tengah, Senin.
Ia mengatakan beberapa yang disiapkan di antaranya alat berat berupa ekskavator dan dump truck.
"Selain itu juga ada pompa-pompa banjir baik yang mobile maupun yang stay di Kota Surakarta, Madiun, Lamongan, dan Gresik," katanya.
Selain itu, pihaknya juga menyiapkan tujuh posko untuk menghadapi kemungkinan bencana banjir yang menimbulkan korban.
"Tentu kami tidak menginginkan terjadinya banjir, kami juga ada keterbatasan. Namun kalau terjadi kami ada posko," katanya.
Selain itu, pihaknya juga memperkuat koordinasi dengan instansi terkait seperti TNI/Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, dan pemerintah daerah.
"Selain itu juga seluruh pihak yang terkait, seperti relawan dan masyarakat ikut bersama meminimalisasi dan menanggulangi banjir. Mudah-mudahan jangan terjadi," katanya.
Ke depan pihaknya juga terus membina komunitas peduli sungai untuk mengedukasi masyarakat agar memiliki kesadaran tinggi tidak membuang sampah di sungai.
"Tidak membuang kain dan sebagainya sehingga menghambat aliran sungai yang menghambat banjir," katanya.
Sementara itu, pihaknya juga sudah melakukan kegiatan susur sungai untuk memastikan kondisi tanggul. Ia mengatakan untuk tanggul yang rusak dilakukan perbaikan.
"Kami juga koordinasi dengan pemda setempat untuk memitigasi, membangun sumber daya air yang rusak. Perbaiki darurat dulu, kemudian akan diidentifikasi perbaikan permanennya nanti," katanya.
"Kita sedang memasuki musim penghujan di November ini. Kami tadi sudah dapat laporan siap semua," kata Kepala BBWS Bengawan Solo Maryadi Utama usai apel kesiapsiagaan di Solo, Jawa Tengah, Senin.
Ia mengatakan beberapa yang disiapkan di antaranya alat berat berupa ekskavator dan dump truck.
"Selain itu juga ada pompa-pompa banjir baik yang mobile maupun yang stay di Kota Surakarta, Madiun, Lamongan, dan Gresik," katanya.
Selain itu, pihaknya juga menyiapkan tujuh posko untuk menghadapi kemungkinan bencana banjir yang menimbulkan korban.
"Tentu kami tidak menginginkan terjadinya banjir, kami juga ada keterbatasan. Namun kalau terjadi kami ada posko," katanya.
Selain itu, pihaknya juga memperkuat koordinasi dengan instansi terkait seperti TNI/Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, dan pemerintah daerah.
"Selain itu juga seluruh pihak yang terkait, seperti relawan dan masyarakat ikut bersama meminimalisasi dan menanggulangi banjir. Mudah-mudahan jangan terjadi," katanya.
Ke depan pihaknya juga terus membina komunitas peduli sungai untuk mengedukasi masyarakat agar memiliki kesadaran tinggi tidak membuang sampah di sungai.
"Tidak membuang kain dan sebagainya sehingga menghambat aliran sungai yang menghambat banjir," katanya.
Sementara itu, pihaknya juga sudah melakukan kegiatan susur sungai untuk memastikan kondisi tanggul. Ia mengatakan untuk tanggul yang rusak dilakukan perbaikan.
"Kami juga koordinasi dengan pemda setempat untuk memitigasi, membangun sumber daya air yang rusak. Perbaiki darurat dulu, kemudian akan diidentifikasi perbaikan permanennya nanti," katanya.