Solo (ANTARA) - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menghentikan kegiatan Pekan Olahraga Sebelas Maret (Porsema) yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai buntut dari aksi kekerasan antarpemain.
Sekretaris universitas sekaligus Juru Bicara UNS Agus Riwanto di Solo, Jawa Tengah, Jumat mengatakan tindakan tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab moral universitas.
"Maka Rektor UNS telah mengeluarkan Instruksi Nomor 820/UN27/KM.00/2024 tanggal 24 Oktober 2024 yang ditujukan kepada panitia Porsema UNS untuk menghentikan seluruh kegiatan Porsema," katanya.
Selanjutnya, pihaknya akan melakukan evaluasi kegiatan Porsema yang diselenggarakan oleh BEM UNS dan akan melakukan investigasi menyeluruh atas insiden tersebut.
"Majelis Kode Etik Mahasiswa (MKEM) UNS akan menegakkan kode etik mahasiswa dalam insiden tersebut dan akan menjatuhkan sanksi kepada pelaku, serta Direktur Kemahasiswaan UNS akan menjatuhkan sanksi kepada panitia Porsema UNS sesuai dengan peraturan yang berlaku di UNS," katanya.
Sementara itu, pihaknya telah melakukan mediasi dengan mempertemukan antara pelaku, korban, dan orang tua masing-masing. Pada pertemuan tersebut, dihasilkan kesepakatan bahwa pelaku menanggung semua biaya pengobatan korban di rumah sakit, saling memaafkan, tidak akan membawa ke ranah hukum, dan tidak akan mengulang kembali insiden serupa.
Sementara itu, terkait dengan kronologi kejadian, pada pertandingan yang berlangsung di Solo, Selasa (22/10) terjadi benturan antarpemain. Salah pemain dari Fakultas Pertanian (FP) bernama Rofiq Al Fajari Rusmawanto Putro atau korban terjatuh dan wasit meniupkan pluit terjadi pelanggaran.
Tidak lama kemudian kiper dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) bernama Jonathan Syebat Agung Putra atau pelaku lari ke arah pemain yang terjatuh dan melakukan tendangan ke arah bagian leher pemain tersebut.
Akibatnya, wasit meniupkan pluit dan memberikan kartu merah kepada pelaku.
Usai kejadian, korban tidak dapat melanjutkan pertandingan karena mengalami cedera sehingga dikeluarkan dari lapangan pertandingan futsal.
Selanjutnya, panitia dari BEM UNS melakukan pertolongan pertama dan membawa korban ke IGD RSUD Moewardi Surakarta untuk mendapatkan pengobatan medis.
Ia mengatakan hingga saat ini korban masih dirawat secara konservatif di bangsal rawat inap RSUD dr Moewardi Solo.
Baca juga: Mahasiswa UNS dapat pelajaran tentang kecerdasan buatan
Sekretaris universitas sekaligus Juru Bicara UNS Agus Riwanto di Solo, Jawa Tengah, Jumat mengatakan tindakan tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab moral universitas.
"Maka Rektor UNS telah mengeluarkan Instruksi Nomor 820/UN27/KM.00/2024 tanggal 24 Oktober 2024 yang ditujukan kepada panitia Porsema UNS untuk menghentikan seluruh kegiatan Porsema," katanya.
Selanjutnya, pihaknya akan melakukan evaluasi kegiatan Porsema yang diselenggarakan oleh BEM UNS dan akan melakukan investigasi menyeluruh atas insiden tersebut.
"Majelis Kode Etik Mahasiswa (MKEM) UNS akan menegakkan kode etik mahasiswa dalam insiden tersebut dan akan menjatuhkan sanksi kepada pelaku, serta Direktur Kemahasiswaan UNS akan menjatuhkan sanksi kepada panitia Porsema UNS sesuai dengan peraturan yang berlaku di UNS," katanya.
Sementara itu, pihaknya telah melakukan mediasi dengan mempertemukan antara pelaku, korban, dan orang tua masing-masing. Pada pertemuan tersebut, dihasilkan kesepakatan bahwa pelaku menanggung semua biaya pengobatan korban di rumah sakit, saling memaafkan, tidak akan membawa ke ranah hukum, dan tidak akan mengulang kembali insiden serupa.
Sementara itu, terkait dengan kronologi kejadian, pada pertandingan yang berlangsung di Solo, Selasa (22/10) terjadi benturan antarpemain. Salah pemain dari Fakultas Pertanian (FP) bernama Rofiq Al Fajari Rusmawanto Putro atau korban terjatuh dan wasit meniupkan pluit terjadi pelanggaran.
Tidak lama kemudian kiper dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) bernama Jonathan Syebat Agung Putra atau pelaku lari ke arah pemain yang terjatuh dan melakukan tendangan ke arah bagian leher pemain tersebut.
Akibatnya, wasit meniupkan pluit dan memberikan kartu merah kepada pelaku.
Usai kejadian, korban tidak dapat melanjutkan pertandingan karena mengalami cedera sehingga dikeluarkan dari lapangan pertandingan futsal.
Selanjutnya, panitia dari BEM UNS melakukan pertolongan pertama dan membawa korban ke IGD RSUD Moewardi Surakarta untuk mendapatkan pengobatan medis.
Ia mengatakan hingga saat ini korban masih dirawat secara konservatif di bangsal rawat inap RSUD dr Moewardi Solo.
Baca juga: Mahasiswa UNS dapat pelajaran tentang kecerdasan buatan