Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, melakukan pembekalan pelatihan tanggap darurat bencana gempa dan kebakaran terhadap warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pekalongan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pekalongan Apriliyanto Dwi Purnomo di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa secara umum, teknik penyelamatan diri dari bencana di rumah tahanan maupun lembaga pemasyarakatan tidak jauh berbeda dengan penyelamatan kebencanaan lainnya.
"Hanya saja, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu selain menyelamatkan diri sendiri juga fokus pada penyelamatan warga binaan baik itu tahanan maupun narapidana dengan tetap memperhatikan keselamatan dan keamanan," katanya.
Menurut dia, pada saat terjadi bencana yang terpenting adalah ketika diri sendiri selamat maka para petugas pengamanan Lapas khususnya yang membawa kunci segera membuka sel tahanan atau blok-blok kamar.
Setelah itu, kata dia, kemudian menginstruksikan para warga binaan untuk berkumpul di suatu titik kumpul yang aman dan tidak langsung dikeluarkan dari sel tahanan.
"Titik kumpul yang berada di rutan atau lapas inilah yang menjadi fase awal untuk melakukan penyelamatan. Selain itu, pentingnya tersedia alarm sebagai penanda awal terjadinya bencana dan melakukan proses evakuasi," katanya.
Ia yang didampingi Kepala Seksi Kesiapsiagaan Bencana Dimas Arga Yudha mengatakan bunyi alarm ini bisa sebagai tanda agar petugas bergerak membuka pintu-pintu kamar tahapan sehingga semua warga binaan dapat selamat dengan tetap memperhatikan koridor keamanan.
"Ketika bencana itu menyebabkan dampak yang lebih besar dan mengharuskan pemindahan tahanan ke lokasi lain maka pihak lapas atau rutan harus berkoordinasi dengan TNI/Polri untuk melakukan pengamanan agar tidak terjadi adanya tahanan yang lari atau kabur," katanya.
Menurut dia, pada kegiatan pelatihan tersebut para warga binaan diberikan teori dan praktik melalui sosialisasi.
"Kami menilai pelatihan ini penting karena langkah ini sebagai upaya mitigasi dan antisipasi ketika terjadi bencana gempa maupun kebakaran baik petugas maupun warga binaan bisa mengetahui dan mengambil langkah-langkah yang strategis ketika musibah terjadi," katanya.
Baca juga: 20 peserta ikuti pelatihan teknik otomotif sepeda motor
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Pekalongan Apriliyanto Dwi Purnomo di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa secara umum, teknik penyelamatan diri dari bencana di rumah tahanan maupun lembaga pemasyarakatan tidak jauh berbeda dengan penyelamatan kebencanaan lainnya.
"Hanya saja, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu selain menyelamatkan diri sendiri juga fokus pada penyelamatan warga binaan baik itu tahanan maupun narapidana dengan tetap memperhatikan keselamatan dan keamanan," katanya.
Menurut dia, pada saat terjadi bencana yang terpenting adalah ketika diri sendiri selamat maka para petugas pengamanan Lapas khususnya yang membawa kunci segera membuka sel tahanan atau blok-blok kamar.
Setelah itu, kata dia, kemudian menginstruksikan para warga binaan untuk berkumpul di suatu titik kumpul yang aman dan tidak langsung dikeluarkan dari sel tahanan.
"Titik kumpul yang berada di rutan atau lapas inilah yang menjadi fase awal untuk melakukan penyelamatan. Selain itu, pentingnya tersedia alarm sebagai penanda awal terjadinya bencana dan melakukan proses evakuasi," katanya.
Ia yang didampingi Kepala Seksi Kesiapsiagaan Bencana Dimas Arga Yudha mengatakan bunyi alarm ini bisa sebagai tanda agar petugas bergerak membuka pintu-pintu kamar tahapan sehingga semua warga binaan dapat selamat dengan tetap memperhatikan koridor keamanan.
"Ketika bencana itu menyebabkan dampak yang lebih besar dan mengharuskan pemindahan tahanan ke lokasi lain maka pihak lapas atau rutan harus berkoordinasi dengan TNI/Polri untuk melakukan pengamanan agar tidak terjadi adanya tahanan yang lari atau kabur," katanya.
Menurut dia, pada kegiatan pelatihan tersebut para warga binaan diberikan teori dan praktik melalui sosialisasi.
"Kami menilai pelatihan ini penting karena langkah ini sebagai upaya mitigasi dan antisipasi ketika terjadi bencana gempa maupun kebakaran baik petugas maupun warga binaan bisa mengetahui dan mengambil langkah-langkah yang strategis ketika musibah terjadi," katanya.
Baca juga: 20 peserta ikuti pelatihan teknik otomotif sepeda motor