Banyumas (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang tergabung dalam Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Unit Kegiatan Kemahasiswaan Penalaran dan Riset Unsoed berhasil menciptakan 14 wirausaha baru di Desa Sokawera, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Ditemui di sela evaluasi kegiatan PPK Ormawa UKMPR Unsoedyang berlangsung di Balai Desa Sokawera, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Kamis siang, Ketua Tim PPK Ormawa UKMPR Unsoed Netika Alifiyah mengatakan 14 wirausaha baru tersebut dihasilkan dalam rangkaian kegiatan PPK Ormawa di wilayah itu
"Jadi, kegiatan PPK Ormawa UKMPR berlangsung sejak bulan Juni hingga Oktober ini. Kami mengambil topik Desa Wirausaha, sedangkan judul kegiatan berupa Optimalisasi Pemanfaatan Komoditas Lokal melalui Integrated Business Berbasis Zero Waste untuk Meningkatkan Kemandirian Desa Sokawera Kecamatan Patikraja," katanya.
Menurut dia, topik tersebut diambil untuk mengoptimalkan pemanfaatan singkong yang banyak dihasilkan di Desa Sokawera melalui kegiatan pelatihan untuk membuat berbagai olahan makanan berbahan baku singkong maupun turunannya karena selama ini pemanfaatannya baru sebatas untuk membuat tape dan tepung mocaf.
Selain itu, pihaknya juga memberikan pelatihan pengemasan produk agar lebih menarik serta pelatihan pemasaran untuk memperluas jaringan pasar.
"Kami juga bekerja sama dengan Rumah BUMN, Aspikmas (Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Banyumas), dan Masyarakat Singkong Banyumas," kata mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi angkatan 2022 itu.
Selain pelatihan pembuatan olahan makanan berbahan baku singkong, kata dia, pihaknya juga melatih warga untuk membuat pupuk organik dengan memanfaatkan limbah tanaman singkong.
Lebih lanjut, Netika mengatakan keluaran yang diharapkan dari kegiatan PPK Ormawa di Desa Sokawera adalah dapat menghasilkan 10 wirausaha baru dan satu kelompok usaha bersama (KUB).
"Oleh karena itu, kami berkolaborasi dengan pemerintah desa untuk menyelenggarakan lomba wirausaha saat peringatan HUT RI kemarin. Dari lomba tersebut diperoleh pelaku-pelaku usaha baru, ada 14 wirausaha baru di sini," katanya.
Tim PPK Ormawa UKMPR Unsoed Purwokerto memberikan pelatihan pembuatan oyek dari singkong di Balai Desa Sokawera, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (2/8/2024). (ANTARA/HO-PPK Ormawa UKMPR)
Sementara itu, Ketua KUB "Semi Lancar" Suliyah mengatakan pihaknya bersama anggota KUB yang terdiri atas 14 wirausaha baru tersebut merasa senang dengan kehadiran Tim PPK Ormawa UKMPR yang telah memberikan pelatihan dan pendampingan di Desa Sokawera.
Ia mengharapkan dengan adanya pendampingan tersebut, para wirausahawan baru di Sokawera bisa menjadi UMKM yang mandiri, meningkatkan perekonomian keluarga, dan mengurangi kemiskinan.
Selain itu, kata dia, dengan adanya pelatihan tersebut, produk olahan singkong yang selama ini hanya dipasarkan di wilayah Banyumas dapat diperluas hingga tingkat regional, nasional, bahkan mancanegara.
"Kami juga mendapatkan ilmu baru berupa pelatihan membuat mi dari singkong, pembuatan tiwul dari tepung mocaf, termasuk pelatihan pengemasan dan pemasaran," katanya.
Kepala Desa Sokawera Handoyo mengatakan luas lahan singkong di desa itu secara keseluruhan mencapai kisaran 3 hektare dengan rata-rata produktivitas mencapai 5-7 ton per hektare.
Oleh karena itu, kata dia, hadirnya PPK Ormawa di Desa Sokawera menambah ragam produk yang dihasilkan dari singkong, sehingga tidak hanya dibuat tape, tepung mocaf, dan getuk.
Sementara itu, dosen pembimbing PPK Ormawa UKMPR Indah Setiawati mengatakan pengolahan singkong menjadi fokus perhatian karena sebelumnya Tim PPK Ormawa UKMPR pernah melakukan pendampingan pembuatan mocaf dalam kegiatan Program Wiradesa.
"Jadi, kita ingin membuat aneka turunan dari produk mocaf itu. Oleh karena kita melihat faktor lingkungan juga perlu diperhatikan, jadi konsep zero waste dengan mengangkat limbah singkong juga kita programkan, yaitu membuat pupuk organik cair dan kompos dari limbah singkong," kata dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Unsoed itu.
Dia mengatakan jika awalnya dalam pembuatan pupuk organik tersebut akan memanfaatkan kulit singkong, namun ternyata sudah dimanfaatkan untuk pakan ternak, sehingga pembuatannya menggunakan ranting atau batang tanaman singkong.
"Yang untuk kompos dari batang singkong. Batang singkong dicacah dan selanjutnya difermentasi untuk dijadikan kompos maupun pupuk organik cair," katanya.
Koordinator Pengembangan Kemahasiwaan dan Alumni Unsoed I Wayan Budiana mengatakan pihak universitas sangat mendukung kegiatan PPK Ormawa UKMPR terutama dalam menghadapi Abdidaya Ormawa di Universitas Udayana, Bali, pada bulan November 2024.
Menurut dia, Abdidaya Ormawa merupakan program apresiasi dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menghargai kontribusi organisasi kemahasiswaan dalam pemberdayaan masyarakat.
"Dukungan yang diberikan Unsoed berupa sarana dan prasarana, finansial sebesar 25 persen dari anggaran yang didanai oleh Kemendikbudristek, dukungan tentang penyetaraan SKS bagi mahasiswa yang berhasil mendapatkan pendanaan dari kementerian," katanya.
Ia mengatakan maksimal penyetaraan sebanyak 20 satuan kredit semester (SKS) termasuk bebas dari kuliah kerja nyata (KKN) karena kegiatan yang dilaksanakan dalam PPK Ormawa berupa pengabdian, sehingga sama seperti KKN.
Baca juga: Ekonom Unsoed sebut deflasi perlu dikendalikan
Ditemui di sela evaluasi kegiatan PPK Ormawa UKMPR Unsoedyang berlangsung di Balai Desa Sokawera, Kecamatan Patikraja, Banyumas, Kamis siang, Ketua Tim PPK Ormawa UKMPR Unsoed Netika Alifiyah mengatakan 14 wirausaha baru tersebut dihasilkan dalam rangkaian kegiatan PPK Ormawa di wilayah itu
"Jadi, kegiatan PPK Ormawa UKMPR berlangsung sejak bulan Juni hingga Oktober ini. Kami mengambil topik Desa Wirausaha, sedangkan judul kegiatan berupa Optimalisasi Pemanfaatan Komoditas Lokal melalui Integrated Business Berbasis Zero Waste untuk Meningkatkan Kemandirian Desa Sokawera Kecamatan Patikraja," katanya.
Menurut dia, topik tersebut diambil untuk mengoptimalkan pemanfaatan singkong yang banyak dihasilkan di Desa Sokawera melalui kegiatan pelatihan untuk membuat berbagai olahan makanan berbahan baku singkong maupun turunannya karena selama ini pemanfaatannya baru sebatas untuk membuat tape dan tepung mocaf.
Selain itu, pihaknya juga memberikan pelatihan pengemasan produk agar lebih menarik serta pelatihan pemasaran untuk memperluas jaringan pasar.
"Kami juga bekerja sama dengan Rumah BUMN, Aspikmas (Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Banyumas), dan Masyarakat Singkong Banyumas," kata mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi angkatan 2022 itu.
Selain pelatihan pembuatan olahan makanan berbahan baku singkong, kata dia, pihaknya juga melatih warga untuk membuat pupuk organik dengan memanfaatkan limbah tanaman singkong.
Lebih lanjut, Netika mengatakan keluaran yang diharapkan dari kegiatan PPK Ormawa di Desa Sokawera adalah dapat menghasilkan 10 wirausaha baru dan satu kelompok usaha bersama (KUB).
"Oleh karena itu, kami berkolaborasi dengan pemerintah desa untuk menyelenggarakan lomba wirausaha saat peringatan HUT RI kemarin. Dari lomba tersebut diperoleh pelaku-pelaku usaha baru, ada 14 wirausaha baru di sini," katanya.
Sementara itu, Ketua KUB "Semi Lancar" Suliyah mengatakan pihaknya bersama anggota KUB yang terdiri atas 14 wirausaha baru tersebut merasa senang dengan kehadiran Tim PPK Ormawa UKMPR yang telah memberikan pelatihan dan pendampingan di Desa Sokawera.
Ia mengharapkan dengan adanya pendampingan tersebut, para wirausahawan baru di Sokawera bisa menjadi UMKM yang mandiri, meningkatkan perekonomian keluarga, dan mengurangi kemiskinan.
Selain itu, kata dia, dengan adanya pelatihan tersebut, produk olahan singkong yang selama ini hanya dipasarkan di wilayah Banyumas dapat diperluas hingga tingkat regional, nasional, bahkan mancanegara.
"Kami juga mendapatkan ilmu baru berupa pelatihan membuat mi dari singkong, pembuatan tiwul dari tepung mocaf, termasuk pelatihan pengemasan dan pemasaran," katanya.
Kepala Desa Sokawera Handoyo mengatakan luas lahan singkong di desa itu secara keseluruhan mencapai kisaran 3 hektare dengan rata-rata produktivitas mencapai 5-7 ton per hektare.
Oleh karena itu, kata dia, hadirnya PPK Ormawa di Desa Sokawera menambah ragam produk yang dihasilkan dari singkong, sehingga tidak hanya dibuat tape, tepung mocaf, dan getuk.
Sementara itu, dosen pembimbing PPK Ormawa UKMPR Indah Setiawati mengatakan pengolahan singkong menjadi fokus perhatian karena sebelumnya Tim PPK Ormawa UKMPR pernah melakukan pendampingan pembuatan mocaf dalam kegiatan Program Wiradesa.
"Jadi, kita ingin membuat aneka turunan dari produk mocaf itu. Oleh karena kita melihat faktor lingkungan juga perlu diperhatikan, jadi konsep zero waste dengan mengangkat limbah singkong juga kita programkan, yaitu membuat pupuk organik cair dan kompos dari limbah singkong," kata dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Unsoed itu.
Dia mengatakan jika awalnya dalam pembuatan pupuk organik tersebut akan memanfaatkan kulit singkong, namun ternyata sudah dimanfaatkan untuk pakan ternak, sehingga pembuatannya menggunakan ranting atau batang tanaman singkong.
"Yang untuk kompos dari batang singkong. Batang singkong dicacah dan selanjutnya difermentasi untuk dijadikan kompos maupun pupuk organik cair," katanya.
Koordinator Pengembangan Kemahasiwaan dan Alumni Unsoed I Wayan Budiana mengatakan pihak universitas sangat mendukung kegiatan PPK Ormawa UKMPR terutama dalam menghadapi Abdidaya Ormawa di Universitas Udayana, Bali, pada bulan November 2024.
Menurut dia, Abdidaya Ormawa merupakan program apresiasi dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menghargai kontribusi organisasi kemahasiswaan dalam pemberdayaan masyarakat.
"Dukungan yang diberikan Unsoed berupa sarana dan prasarana, finansial sebesar 25 persen dari anggaran yang didanai oleh Kemendikbudristek, dukungan tentang penyetaraan SKS bagi mahasiswa yang berhasil mendapatkan pendanaan dari kementerian," katanya.
Ia mengatakan maksimal penyetaraan sebanyak 20 satuan kredit semester (SKS) termasuk bebas dari kuliah kerja nyata (KKN) karena kegiatan yang dilaksanakan dalam PPK Ormawa berupa pengabdian, sehingga sama seperti KKN.
Baca juga: Ekonom Unsoed sebut deflasi perlu dikendalikan