Cilacap (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, hingga saat ini telah menyalurkan bantuan air bersih untuk 14.285 keluarga terdiri atas 55.449 jiwa yang terdampak kekeringan di berbagai wilayah Cilacap.
"Mereka merupakan warga di 67 dusun, 33 desa, 12 kecamatan yang terdampak kekeringan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Budi Setyawan di Cilacap, Rabu.
Ia mengatakan berdasarkan rekapitulasi, pihaknya hingga Selasa (17/9) telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 276 tangki yang setara dengan 1.380.000 liter untuk warga terdampak kekeringan tersebut.
Ia mengakui tidak semua penerima bantuan air bersih tersebut merupakan warga yang terdampak kekeringan.
Menurut dia, sebagian penerima bantuan tersebut merupakan warga yang mengalami krisis air bersih karena sumurnya terintrusi air laut, sehingga tidak layak konsumsi karena berasa payau.
"Jadi, sebenarnya masih ada air di dalam sumur namun terintrusi air laut, sehingga berasa payau," katanya menjelaskan.
Menurut dia, sumur-sumur warga yang terintrusi air laut di antaranya berada di Kecamatan Kampung Laut dan wilayah sekitar laguna Segara Anakan.
Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya akan terus menyalurkan bantuan air bersih yang bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap bagi warga yang membutuhkan karena hingga saat ini masih berlangsung musim kemarau meskipun sempat terjadi hujan.
"Namun, kami mengimbau masyarakat khususnya penerima bantuan air bersih untuk memanfaatkan air tersebut secara bijak karena berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, wilayah Cilacap secara umum diprakirakan akan memasuki musim hujan pada bulan Oktober," kata Budi.
Baca juga: 43 desa di Banyumas terdampak kekeringan
"Mereka merupakan warga di 67 dusun, 33 desa, 12 kecamatan yang terdampak kekeringan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Budi Setyawan di Cilacap, Rabu.
Ia mengatakan berdasarkan rekapitulasi, pihaknya hingga Selasa (17/9) telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 276 tangki yang setara dengan 1.380.000 liter untuk warga terdampak kekeringan tersebut.
Ia mengakui tidak semua penerima bantuan air bersih tersebut merupakan warga yang terdampak kekeringan.
Menurut dia, sebagian penerima bantuan tersebut merupakan warga yang mengalami krisis air bersih karena sumurnya terintrusi air laut, sehingga tidak layak konsumsi karena berasa payau.
"Jadi, sebenarnya masih ada air di dalam sumur namun terintrusi air laut, sehingga berasa payau," katanya menjelaskan.
Menurut dia, sumur-sumur warga yang terintrusi air laut di antaranya berada di Kecamatan Kampung Laut dan wilayah sekitar laguna Segara Anakan.
Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya akan terus menyalurkan bantuan air bersih yang bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap bagi warga yang membutuhkan karena hingga saat ini masih berlangsung musim kemarau meskipun sempat terjadi hujan.
"Namun, kami mengimbau masyarakat khususnya penerima bantuan air bersih untuk memanfaatkan air tersebut secara bijak karena berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, wilayah Cilacap secara umum diprakirakan akan memasuki musim hujan pada bulan Oktober," kata Budi.
Baca juga: 43 desa di Banyumas terdampak kekeringan