Purbalingga (ANTARA) - Pegiat seni yang tergabung dalam Kie Art terus berupaya memperkenalkan pejuang lokal Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, yakni Ki Arsantaka kepada masyarakat luas sebagai bagian dari pengenalan sejarah masa lalu.
"Salah satu upaya yang kami lakukan, yakni dengan mengikuti arakan Karnaval Kecamatan Kaligondang, Purbalingga, yang digelar pada hari Sabtu (31/8)," kata salah seorang pegiat Kie Art, Slamet Santosa di Purbalingga, Minggu.
Ia mengatakan, dalam kegiatan tersebut, pihaknya melibatkan personel sekitar 200 orang yang merupakan perwakilan masyarakat dari 18 desa di Kecamatan Kaligondang, sehingga menjadi arakan terpanjang.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya menampilkan reka ulang peristiwa pejuang lokal Purbalingga dengan nuansa peperangan antara pasukan Mangkubumi dan pasukan Paku Buwono II dalam perang Jenar.
"Kami menampilkan sebuah arakan karnaval yang dibalut dengan pertunjukan seni. Pengenalan kembali sejarah masa lalu ini bertujuan untuk dapat memperkenalkan kembali kepada generasi muda dan mengapresiasi leluhur kita," katanya.
Pegiat Kie Art lainnya, Gita Yohanna Thomdean mengatakan atraksi yang dilakukan oleh pemuda Kie Seni bersama perwakilan masyarakat yang menggambarkan reka ulang dari peperangan Jenar tersebut memiliki tujuan besar, yaitu untuk mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak melakukan kesalahan yang sama, terpecah belah dalam sebuah perang saudara dan tidak mudah diadu domba.
Selain itu, kata dia, mengajak masyarakat untuk selalu waspada terhadap penjajah yang kini hadir dalam berbagai bentuk di zaman yang serba modern seperti saat sekarang.
"Terlebih penjajahan saat ini dapat datang dari bangsa sendiri," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya juga membagikan ratusan gulungan surat kepada masyarakat untuk menceritakan sosok Ki Arsantaka yang merupakan penggagas Kadipaten Purbalingga pada masa lalu dan mengingatkan bahwa tinggi rendahnya derajat suatu bangsa terletak pada budaya bangsanya.
"Kami berharap Pemerintah Kabupaten Purbalingga memberikan perhatian khusus untuk mengangkat tokoh-tokoh lokal Purbalingga dalam kegiatan yang otentik sebagai wujud apresiasi," kata Gita.
Sementara itu, Camat Kaligondang Sugeng Riyadi mengapresiasi gagasan Kie Art untuk memperkenalkan tokoh pejuang lokal, yakni Ki Arsantaka kepada masyarakat luas.
Selain itu, kata dia, pihaknya mendukung perkembangan seni dan budaya khususnya di Kecamatan Kaligondang.
"Oleh karena itu, kami mempercayakan kepada Pemuda Kie Seni sebagai perwakilan Kecamatan Kaligondang untuk menampilkan gagasan tersebut dalam sebuah arakan karnaval yang dibalut dengan pertunjukan seni," kata dia yang turut dalam karnaval dengan memerankan sosok Ki Arsantaka.
Baca juga: Rumah di Semarang, lokasi pembantaian 74 pejuang oleh Belanda
"Salah satu upaya yang kami lakukan, yakni dengan mengikuti arakan Karnaval Kecamatan Kaligondang, Purbalingga, yang digelar pada hari Sabtu (31/8)," kata salah seorang pegiat Kie Art, Slamet Santosa di Purbalingga, Minggu.
Ia mengatakan, dalam kegiatan tersebut, pihaknya melibatkan personel sekitar 200 orang yang merupakan perwakilan masyarakat dari 18 desa di Kecamatan Kaligondang, sehingga menjadi arakan terpanjang.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya menampilkan reka ulang peristiwa pejuang lokal Purbalingga dengan nuansa peperangan antara pasukan Mangkubumi dan pasukan Paku Buwono II dalam perang Jenar.
"Kami menampilkan sebuah arakan karnaval yang dibalut dengan pertunjukan seni. Pengenalan kembali sejarah masa lalu ini bertujuan untuk dapat memperkenalkan kembali kepada generasi muda dan mengapresiasi leluhur kita," katanya.
Pegiat Kie Art lainnya, Gita Yohanna Thomdean mengatakan atraksi yang dilakukan oleh pemuda Kie Seni bersama perwakilan masyarakat yang menggambarkan reka ulang dari peperangan Jenar tersebut memiliki tujuan besar, yaitu untuk mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak melakukan kesalahan yang sama, terpecah belah dalam sebuah perang saudara dan tidak mudah diadu domba.
Selain itu, kata dia, mengajak masyarakat untuk selalu waspada terhadap penjajah yang kini hadir dalam berbagai bentuk di zaman yang serba modern seperti saat sekarang.
"Terlebih penjajahan saat ini dapat datang dari bangsa sendiri," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya juga membagikan ratusan gulungan surat kepada masyarakat untuk menceritakan sosok Ki Arsantaka yang merupakan penggagas Kadipaten Purbalingga pada masa lalu dan mengingatkan bahwa tinggi rendahnya derajat suatu bangsa terletak pada budaya bangsanya.
"Kami berharap Pemerintah Kabupaten Purbalingga memberikan perhatian khusus untuk mengangkat tokoh-tokoh lokal Purbalingga dalam kegiatan yang otentik sebagai wujud apresiasi," kata Gita.
Sementara itu, Camat Kaligondang Sugeng Riyadi mengapresiasi gagasan Kie Art untuk memperkenalkan tokoh pejuang lokal, yakni Ki Arsantaka kepada masyarakat luas.
Selain itu, kata dia, pihaknya mendukung perkembangan seni dan budaya khususnya di Kecamatan Kaligondang.
"Oleh karena itu, kami mempercayakan kepada Pemuda Kie Seni sebagai perwakilan Kecamatan Kaligondang untuk menampilkan gagasan tersebut dalam sebuah arakan karnaval yang dibalut dengan pertunjukan seni," kata dia yang turut dalam karnaval dengan memerankan sosok Ki Arsantaka.
Baca juga: Rumah di Semarang, lokasi pembantaian 74 pejuang oleh Belanda