Semarang (ANTARA) - Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro Semarang menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya M Fakhruri, ayahanda mendiang dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Undip.
Rombongan FK Undip yang dipimpin oleh dokter Sigid Kirana hadir langsung ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panggung di Tegal, Selasa, menghadiri pemakaman ayahanda mendiang dokter Aulia.
Di TPU tersebut, jenazah M Fakhruri dimakamkan berdampingan dengan putrinya, Aulia Risma Lestari.
Perwakilan FK Undip dokter Sigid Kirana menyampaikan bahwa FK Undip menyampaikan duka dan empati atas meninggalnya ayahanda mendiang dokter Aulia.
Ia menyampaikan bahwa kedatangan rombongan FK Undip juga mendapatkan sambutan hangat dari keluarga almarhum saat bertamu ke rumah duka di Kota Tegal, Jateng.
"Saat kami berpamitan dan bertemu dengan ibunda dokter Aulia, penerimaan beliau sangat baik. Beliau mengucapkan terima kasih serta minta maaf bila ada kesalahan selama ini," katanya.
Ia juga menyampaikan duka yang mendalam dari seluruh pimpinan dan civitas Undip serta berharap semua keluarga, terutama ibunda dari dokter Aulia untuk tetap tabah dan sabar.
"Kami turut berduka cita atas wafatnya dokter Aulia ini. Tentunya semua ini sudah menjadi takdir ilahi dan sebagai Muslim sudah sepatutnya kita menerimanya secara positif," katanya.
Secara terpisah, Dekan FK Undip Dr. dr. Yan Wisnu Prajoko, M. Kes., Sp.B.Subsp.-onk(K) menyampaikan pula duka cita mendalam kepada keluarga almarhumah dokter Aulia.
"Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Kepergian ayah dokter Aulia Risma ini tentunya menjadi duka yang mendalam bagi seluruh keluarga besar Fakultas Kedokteran Undip," katanya.
Ayah dari dokter Aulia wafat setelah menjalani proses rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, Selasa, sekitar pukul 01.00 WIB.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa ayahanda mendiang dokter Aulia telah menjalani perawatan di RSUP dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, selama tiga hari.
Dalam keterangannya, ia menjelaskan bahwa sebelumnya telah mengunjungi keluarga almarhum di kawasan Tegal dan mengumpulkan informasi terkait kondisi ayah dokter Aulia.
Menurut dia, saat itu kondisi kesehatan ayah dokter Aulia memprihatinkan dan menyarankan agar pasien dirujuk ke rumah sakit yang lebih baik.
"Waktu itu pilihannya ke RSUP Kariadi, tapi sedang ada keraguan di keluarga, saya tawarkan ke RSCM. Saat saya pulang, bapaknya dibawa ke RSCM," katanya.
Akhirnya, kata dia, pasien dirujuk ke RSCM Jakarta dan dirawat selama tiga hari sebelum meninggal dunia.
Menkes Budi juga menyampaikan belasungkawa dan harapannya agar keluarga, terutama adik almarhum, dokter Nadia yang bekerja sebagai dokter di Sukabumi, diberikan kekuatan dan ketabahan.
Dokter Aulia adalah mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi FK Undip yang ditemukan meninggal dunia diduga bunuh diri pada Senin (12/8) malam, di kamar kosnya yang berlokasi di Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang.
Rombongan FK Undip yang dipimpin oleh dokter Sigid Kirana hadir langsung ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panggung di Tegal, Selasa, menghadiri pemakaman ayahanda mendiang dokter Aulia.
Di TPU tersebut, jenazah M Fakhruri dimakamkan berdampingan dengan putrinya, Aulia Risma Lestari.
Perwakilan FK Undip dokter Sigid Kirana menyampaikan bahwa FK Undip menyampaikan duka dan empati atas meninggalnya ayahanda mendiang dokter Aulia.
Ia menyampaikan bahwa kedatangan rombongan FK Undip juga mendapatkan sambutan hangat dari keluarga almarhum saat bertamu ke rumah duka di Kota Tegal, Jateng.
"Saat kami berpamitan dan bertemu dengan ibunda dokter Aulia, penerimaan beliau sangat baik. Beliau mengucapkan terima kasih serta minta maaf bila ada kesalahan selama ini," katanya.
Ia juga menyampaikan duka yang mendalam dari seluruh pimpinan dan civitas Undip serta berharap semua keluarga, terutama ibunda dari dokter Aulia untuk tetap tabah dan sabar.
"Kami turut berduka cita atas wafatnya dokter Aulia ini. Tentunya semua ini sudah menjadi takdir ilahi dan sebagai Muslim sudah sepatutnya kita menerimanya secara positif," katanya.
Secara terpisah, Dekan FK Undip Dr. dr. Yan Wisnu Prajoko, M. Kes., Sp.B.Subsp.-onk(K) menyampaikan pula duka cita mendalam kepada keluarga almarhumah dokter Aulia.
"Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Kepergian ayah dokter Aulia Risma ini tentunya menjadi duka yang mendalam bagi seluruh keluarga besar Fakultas Kedokteran Undip," katanya.
Ayah dari dokter Aulia wafat setelah menjalani proses rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, Selasa, sekitar pukul 01.00 WIB.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa ayahanda mendiang dokter Aulia telah menjalani perawatan di RSUP dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, selama tiga hari.
Dalam keterangannya, ia menjelaskan bahwa sebelumnya telah mengunjungi keluarga almarhum di kawasan Tegal dan mengumpulkan informasi terkait kondisi ayah dokter Aulia.
Menurut dia, saat itu kondisi kesehatan ayah dokter Aulia memprihatinkan dan menyarankan agar pasien dirujuk ke rumah sakit yang lebih baik.
"Waktu itu pilihannya ke RSUP Kariadi, tapi sedang ada keraguan di keluarga, saya tawarkan ke RSCM. Saat saya pulang, bapaknya dibawa ke RSCM," katanya.
Akhirnya, kata dia, pasien dirujuk ke RSCM Jakarta dan dirawat selama tiga hari sebelum meninggal dunia.
Menkes Budi juga menyampaikan belasungkawa dan harapannya agar keluarga, terutama adik almarhum, dokter Nadia yang bekerja sebagai dokter di Sukabumi, diberikan kekuatan dan ketabahan.
Dokter Aulia adalah mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi FK Undip yang ditemukan meninggal dunia diduga bunuh diri pada Senin (12/8) malam, di kamar kosnya yang berlokasi di Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang.