Kudus (ANTARA) - Bank Jateng telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada semester pertama tahun 2024 sebesar Rp3,6 triliun atau 60 persen dari rencana penyaluran ke para debitur yang tersebar di berbagai daerah di tanah air.
"Sementara rencana penyaluran KUR tahun ini sebesar Rp6 triliun," kata Direktur Utama Bank Jateng Irianto Harko Saputro di Kudus, Selasa.
Ia optimis rencana penyaluran KUR selama setahun sebesar Rp6 triliun bisa tercapai. Bahkan, selama ini sebelum akhir tahun mengajukan tambahan alokasi penyaluran KUR.
Alokasi KUR yang diterima tahun ini juga mengalami peningkatan karena tahun sebelumnya hanya Rp4,8 triliun.
Sementara tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) untuk elemen usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebesar 0,7 persen.
Untuk penyaluran KUR sesuai kebutuhan masyarakat dengan plafon pinjaman maksimal Rp500 juta dengan suku bunga pinjaman cukup murah, yakni 6 persen.
"Pinjaman kurang dari Rp100 juta, bisa diberikan pinjaman tanpa agunan. Namun kami tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kreditnya," ujarnya.
Meskipun saat ini penerima pinjaman permodalan lewat program KUR harus pelaku usaha yang belum pernah menerima pinjaman serupa dari lembaga perbankan, menurut dia menjadi tantangan tersendiri karena selama ini penyaluran KUR selalu bisa mencapai target.
Bank Jateng berkomitmen membantu sektor ketahanan pangan dengan memberikan pinjaman kepada masyarakat yang berusaha di sektor perkebunan, perikanan, dan peternakan.
Penyaluran kredit untuk tiga sektor tersebut, merupakan hasil kerja sama dengan Pemprov Jateng karena dari pemerintah juga memberikan subsidi bunga pinjaman, sedangkan penyalurannya melalui Bank Jateng.
"Sementara rencana penyaluran KUR tahun ini sebesar Rp6 triliun," kata Direktur Utama Bank Jateng Irianto Harko Saputro di Kudus, Selasa.
Ia optimis rencana penyaluran KUR selama setahun sebesar Rp6 triliun bisa tercapai. Bahkan, selama ini sebelum akhir tahun mengajukan tambahan alokasi penyaluran KUR.
Alokasi KUR yang diterima tahun ini juga mengalami peningkatan karena tahun sebelumnya hanya Rp4,8 triliun.
Sementara tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) untuk elemen usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebesar 0,7 persen.
Untuk penyaluran KUR sesuai kebutuhan masyarakat dengan plafon pinjaman maksimal Rp500 juta dengan suku bunga pinjaman cukup murah, yakni 6 persen.
"Pinjaman kurang dari Rp100 juta, bisa diberikan pinjaman tanpa agunan. Namun kami tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kreditnya," ujarnya.
Meskipun saat ini penerima pinjaman permodalan lewat program KUR harus pelaku usaha yang belum pernah menerima pinjaman serupa dari lembaga perbankan, menurut dia menjadi tantangan tersendiri karena selama ini penyaluran KUR selalu bisa mencapai target.
Bank Jateng berkomitmen membantu sektor ketahanan pangan dengan memberikan pinjaman kepada masyarakat yang berusaha di sektor perkebunan, perikanan, dan peternakan.
Penyaluran kredit untuk tiga sektor tersebut, merupakan hasil kerja sama dengan Pemprov Jateng karena dari pemerintah juga memberikan subsidi bunga pinjaman, sedangkan penyalurannya melalui Bank Jateng.