Semarang (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Wahid Abdulrahman menilai "perkawinan" trah Soemarmo dan Sukawi Sutarip yang sama-sama mantan wali kota berpeluang besar pada Pilkada Kota Semarang 2024.

Juan Rama dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) maju sebagai bakal calon wakil wali kota, sedangkan Yoyok Sukawi sebagai kader Partai Demokrat diusung sebagai bakal calon wali kota Pada Pilkada Kota Semarang 2024.

"Baik Juan Rama maupun Yoyok Sukawi, keduanya representasi anak biologis mantan dua wali kota sebelumnya. Jika dua trah politik Pak Soemarmo dikawinkan dengan trah politik Pak Sukawi, akan menjadi potensi yang besar untuk menang," katanya di Semarang, Senin.

Bahkan, menurut dia, pasangan tersebut akan kuat melawan calon lain, termasuk jika berhadapan dengan mesin politik PDI Perjuangan sekalipun yang sudah memiliki tradisi menang pada Pilkada Kota Semarang 2024.

Pengajar dari Departemen Politik dan Pemerintahan FISIP Undip yang sedang mengambil program doktor di Jerman itu mengatakan bahwa kandidat juga harus dilihat latar belakang keluarga dalam peta kekuatan dukungan.

Bagaimanapun juga, kata dia, pola patron-klien (relasi atasan-bawahan) di Indonesia masih cukup kuat dalam memengaruhi dinamika politik.

"Nah, latar belakang beliau (Juan Rama, red.) dari trah anak Pak Soemarmo ini saya kira memberikan ruang untuk menjadi potensi jaringan politik yang cukup masif pada level grass root," katanya.

Menurut dia, Soemarno sebagai mantan wali kota tentu masih memiliki jaringan politik yang bisa diandalkan untuk mendorong elektabilitas pasangan calon wali kota dan wakil wali kota.

Sebagai politikus PKB, kata dia, Juan Rama memiliki potensi basis massa, khususnya dari kalangan santri yang kuat, apalagi saat ini menjabat sebagai anggota DPRD dan Sekretaris DPC PKB Kota Semarang.

Ia mengatakan bahwa kombinasi nasionalis dan santri di level akar rumput masih sangat penting sehingga Juan Rama dengan gerbong "hijaunya" bisa memperluas dan memperkuat basis elektoral pasangan.

"Posisi Juan Rama menjadi strategis dipasangkan dengan siapa pun karena bisa menarik gerbong pemilih kalangan muslim tradisional yang jumlahnya cukup besar," katanya.

Selain itu, kata Wahid, Kota Semarang ke depan membutuhkan karakter pemimpin muda yang kaya gagasan, memiliki ide-ide inovatif, dan solutif untuk pembangunan kota.

"Modal politik Juan Rama menjadi anggota DPRD Kota Semarang menjadi penting untuk membangun sinergi antara eksekutif dan legislatif yang harmonis dan produktif. Ini modal penting untuk pembangunan sebuah kota ke depan," katanya.

Sosok calon wali kota/wakil wali kota, kata dia, juga harus punya gagasan politik programatik yang jelas, misalnya kalau jadi nantinya mau berbuat apa dan program apa yang akan dilaksanakan.

"Gagasan politik programatik inilah yang nantinya bisa ditagih kalau jadi. Misalnya, Pak Prabowo janji makan siang gratis, ya itulah gagasan politik programatik yang bisa kita tagih," katanya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024