Semarang (ANTARA) - Para pelajar memamerkan aneka kreasi makanan hasil dari pengembangan pertanian perkotaan (urban farming) pada Jambore Petani Cilik dan Remaja di Agro Purwosari, Mijen, Semarang, Minggu.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Hernowo Budi Luhur, di Semarang, Senin, mengatakan bahwa dalam kegiatan Jambore Petani Cilik Dan Remaja sebenarnya ada banyak kegiatan.
"Memang yang utama, tujuannya adalah memperkenalkan anak-anak dengan kegiatan pertanian secara menyenangkan sehingga yang kami lakukan bukan membuat lomba tetapi menggunakan kata gelar untuk menciptakan suasana riang gembira," katanya.
Satu yang menjadi perhatian, yakni gelar hasil "urban farming" dan "fun cooking", yakni anak-anak dari berbagai sekolah menampilkan hasil pertanian perkotaan di sekolah mereka.
Tak hanya itu, anak-anak juga membuat resep menu kreasi dan masakan yang bahannya dari hasil pertanian perkotaan tersebut.
Menurut dia, konsep gelar "urban farming" dan "fun cooking" sebenarnya mengajak anak-anak memasak makanan yang mereka hasilkan dari kegiatan pertanian perkotaan di sekolahnya.
"Jadi, anak-anak di sekolah kan punya hasil 'urban farming'. Punya tanaman hidroponik, ada yang beternak ayam KUB, ada yang beternak kelinci, lele, bahkan nila. Sesuai dengan potensi sekolah masing-masing," jelasnya.
Dari hasil pertanian perkotaan di sekolah, lanjut Hernowo, kemudian dibuat resep kreasi oleh anak-anak untuk dimasak dan disajikan bagi siswa yang lain.
"Ternyata anak-anak kita ini luar biasa, banyak sekali menu-menu yang luar biasa dan diciptakan anak-anak dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki dan dengan bahan-bahan dasar yang mereka miliki juga," kata Hernowo yang juga Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Semarang.
Bahkan, kata dia, banyak menu unik yang membuat pengunjung yang hadir kagum meski terbuat dari bahan-bahan sederhana hasil pertanian perkotaan.
"Bahan sederhana itu bisa diolah jadi makanan macam-macam. Ada nugget lele, cincau daun mangga. Ada makanan kekinian, seperti cordon bleu, ada dadar sayur atau omlet tomat. Ini menarik meski sederhana," katanya.
"Terpenting, bahan yang didapatkan dari hasil 'urban farming'. Mereka mengkreasikan menu yang selama ini tidak terpikirkan," katanya.
Ia berharap program tersebut menginspirasi banyak orang untuk mengelola potensi di sekitarnya dengan baik agar tercipta rantai distribusi pangan bagi masyarakat.
"Yang paling utama, mereka mendapatkan makanan sehat, karena tanaman dan hewan yang mereka punya dan rawat itu berasal dari bahan bahan sehat," pungkasnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Hernowo Budi Luhur, di Semarang, Senin, mengatakan bahwa dalam kegiatan Jambore Petani Cilik Dan Remaja sebenarnya ada banyak kegiatan.
"Memang yang utama, tujuannya adalah memperkenalkan anak-anak dengan kegiatan pertanian secara menyenangkan sehingga yang kami lakukan bukan membuat lomba tetapi menggunakan kata gelar untuk menciptakan suasana riang gembira," katanya.
Satu yang menjadi perhatian, yakni gelar hasil "urban farming" dan "fun cooking", yakni anak-anak dari berbagai sekolah menampilkan hasil pertanian perkotaan di sekolah mereka.
Tak hanya itu, anak-anak juga membuat resep menu kreasi dan masakan yang bahannya dari hasil pertanian perkotaan tersebut.
Menurut dia, konsep gelar "urban farming" dan "fun cooking" sebenarnya mengajak anak-anak memasak makanan yang mereka hasilkan dari kegiatan pertanian perkotaan di sekolahnya.
"Jadi, anak-anak di sekolah kan punya hasil 'urban farming'. Punya tanaman hidroponik, ada yang beternak ayam KUB, ada yang beternak kelinci, lele, bahkan nila. Sesuai dengan potensi sekolah masing-masing," jelasnya.
Dari hasil pertanian perkotaan di sekolah, lanjut Hernowo, kemudian dibuat resep kreasi oleh anak-anak untuk dimasak dan disajikan bagi siswa yang lain.
"Ternyata anak-anak kita ini luar biasa, banyak sekali menu-menu yang luar biasa dan diciptakan anak-anak dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki dan dengan bahan-bahan dasar yang mereka miliki juga," kata Hernowo yang juga Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Semarang.
Bahkan, kata dia, banyak menu unik yang membuat pengunjung yang hadir kagum meski terbuat dari bahan-bahan sederhana hasil pertanian perkotaan.
"Bahan sederhana itu bisa diolah jadi makanan macam-macam. Ada nugget lele, cincau daun mangga. Ada makanan kekinian, seperti cordon bleu, ada dadar sayur atau omlet tomat. Ini menarik meski sederhana," katanya.
"Terpenting, bahan yang didapatkan dari hasil 'urban farming'. Mereka mengkreasikan menu yang selama ini tidak terpikirkan," katanya.
Ia berharap program tersebut menginspirasi banyak orang untuk mengelola potensi di sekitarnya dengan baik agar tercipta rantai distribusi pangan bagi masyarakat.
"Yang paling utama, mereka mendapatkan makanan sehat, karena tanaman dan hewan yang mereka punya dan rawat itu berasal dari bahan bahan sehat," pungkasnya.